CakNun.com

Kebon

Wartawan Kaos Oblong

Wartawan Kaos Oblong

Sesudah semalaman ditampung di rumah Mas Darmanto, saya pindah ke rumah Mas Bambang Subendo, yang juga saya perlakukan sebagai semacam Puskesmas — meskipun ketika itu sedikit pun tidak terbersit di hati dan pikiran kami untuk berobat ke Dokter.

Wirid Dlu’afa untuk Sang Begawan

Wirid Dlu’afa untuk Sang Begawan

Keterasingan, keterpencilan, keterpinggiran atau mungkin terkadang juga kesepian Komunitas Dipowinatan, Dinasti dan KiaiKanjeng hanyalah oleh dan dari mainstream lingkungan kebudayaan modern Indonesia.

Kitalah Buih-buih Itu

Kitalah Buih-buih Itu

Apakah pemuda-pemuda Nusantara yang dulu punya kesempatan belajar di ibukota penjajah, Amsterdam, tatkala membuat lingkaran “Perhimpunan Indonesia” sempat menengok Majapahit, Demak, Sriwijaya, syukur hingga Kalingga, Tarumanegara, bahkan Medang Kamulan, Ajisaka, Dewata Cengkar?

Jakarta Meraung dan Banjir Sampah

Jakarta Meraung dan Banjir Sampah

Singa Jakarta mengaum. Polisi dan Tentara. Polri rahang kanan dan TNI rahang kiri raungan itu. Maka kehidupan negeri berderak-derak dan penduduknya berserak-serak.

Dari Cahaya Terpuji hingga Indonesia Dinasti

Dari Cahaya Terpuji hingga Indonesia Dinasti

Tuhan, entah siapa sejatinya Beliau itu, yang orang Jawa memanggilnya Gusti, yang dalam keseharian menyebutnya Pengèran dan menggelarinya Sang Hyang Widhi, Sang Hyang Wenang, Sang Hyang Tunggal, yang merumuskan-Nya dengan kelimat “tan kinaya ngapa tan kena kinira’ – menciptakan pancaran “cahaya terpuji” atau “cahya pinuji”.

Dua Aliens Majdzub di Kampung nDipo

Dua Aliens Majdzub di Kampung nDipo

Akhirnya acara pengarsipan “zaman” selama seminggu Festival Dipowinatan yang diselenggarakan oleh Indonesia Visual Art Archive (IVAA) berlangsung, antara lain dengan penampilan kembali Musik-Puisi Dinasti, di samping pameran jejak-jejak kreativitas dan para kreator Dipowinatan.

Nafsu Brutal dan Cacat Otak

Nafsu Brutal dan Cacat Otak

Nevi Budianto, remaja aktivis kegiatan kampung Dipowinatan sejak era pertengan 1970-an adalah “A Man of Rhytm”.

Teriakan Cherokee dan Siasat PKI

Teriakan Cherokee dan Siasat PKI

Gamelan Dinasti milik RK Dipowinatan yang adalah gamelan Jawa, dieksplorasi oleh Nevi Budianto untuk berbunyi rancak dan salah satu hasilnya adalah seakan-akan, misalnya, musik Bali, kalau memang diperlukan.

The New Subhanahu Wata’ala

The New Subhanahu Wata’ala

Salah satu sebab dan latar belakang kenapa saya kurang kritis secara moral kepada anak-anak muda Dipowinatan ini, mungkin karena saya sendiri bukan seorang pembelajar dan pelaku yang baik dari agama Islam.

Revolusi Mental sekaligus Revolusi Akhlak

Revolusi Mental sekaligus Revolusi Akhlak

Bahkan salah seorang tokoh aktivis Ma-Lima itu pada tahun-tahun berikutnya hingga sekarang saya melihat dan mengalami langsung sehari-hari dia dibimbing Allah untuk berhusnul-khatimah “minadl-dlulumati ilan-nur”.

Indahnya Bebrayan dan Asupan Kebencian

Indahnya Bebrayan dan Asupan Kebencian

Tidak diakuinya fenomena kesenian musik-puisi Dinasti yang ditanam dan disirami di Dipowinatan itu saya ungkapkan tidak ada kaitannya dengan eksistensi, popularitas, kebutuhan untuk diakui atau pamrih-pamrih atau kepentingan apapun.

Pesemaian Musik-Puisi

Pesemaian Musik-Puisi

Provokator atau pendorong penulisan serial Kebon ini adalah Kiai Tohar, sahabat saya hampir setengah abad.