
Merasa dan Berlaku Tuhan
Bahkan mereka gembira dan merasa nikmat menghina dan merendahkan sesama manusia, karena merasa berada di pihak Tuhan, atau siapapun yang “mereka tuhankan”.
Bahkan mereka gembira dan merasa nikmat menghina dan merendahkan sesama manusia, karena merasa berada di pihak Tuhan, atau siapapun yang “mereka tuhankan”.
Kita khusyu melakukan shalat malam, kemudian berdzikir dan memohon kepada Tuhan. Kalau Allah berkenan, kita memperoleh qabul tanpa terlebih dulu berurusan dengan verifikasi Imam Tirmidzi dan Abu Hurairah.
Waspada, ada Allah lho. Jangan semberono, jaga perilaku. Awas Allah Maha Mengetahui setiap perbuatan kita dan Maha Mengerti semua hal. Kita wajib selalu mawas diri dalam kekuasaan Allah.
Kebanyakan manusia melihat sesuatu, misalnya buah mangga, tidak membuatnya takjub, sehingga juga tidak menerbitkan rasa syukur. Karena ia melihat dan memakannya dengan pikiran statis dan mono-awareness.
Maka “ihdinash-shirathal mustaqim” adalah induk segala doa, Ibu semua pengharapan manusia. Supaya tidak menjadi “ghairil maghdlubi ‘alaihim waladhdhollin”.