
Ijasah
Bambang akhirnya menempuh sebuah cara yang militeris: bersama tulisan yang ia kirimkan ke redaksi koran, ia sertakan juga foto-kopi ijasah-ijasah, SMP, SMA, ijasah mengetik, piagam penghargaan kursus jurnalistik dan sebagainya.
Bambang akhirnya menempuh sebuah cara yang militeris: bersama tulisan yang ia kirimkan ke redaksi koran, ia sertakan juga foto-kopi ijasah-ijasah, SMP, SMA, ijasah mengetik, piagam penghargaan kursus jurnalistik dan sebagainya.
Alhasil terserahlah apa negeri ini sekuler atau tidak, tapi masalah utama bangsa ini memang sekul dan uler. Kecuali bagi sebagian orang yang tidak.
Lha, lantas ada suara lain bilang: Tak ada punyamu, tak ada punyaku. Yang punya hanya Tuhan. Milik itu hanya wewenang Tuhan. Ku itu tak ada kecuali Tuhan. Ku lainnya itu pinjaman.
Dzu Walayah lenyap dari rumah kediamannya tanpa seorang pun mengerti ke mana dia pergi, terkadang bahkan dalam waktu yang lama sekali....
Mereka harus selalu berkata, terutama kepada orang luar negeri, bahwa makan duri itu enaknya bukan main. Sehingga, pada akhirnya mereka percaya bahwa duri memang enak serasa roti.
Penjelasan Pipit sangat sederhana, namun substansial dan fundamental: di dalam konstitusi Indonesia, peran Negara sudah diambil alih oleh Pemerintah hampir sepenuhnya.
Korupsi menjadi salah satu “sahabat” sehari-hari kita. Korupsi menjadi salah satu identitas terpenting dari bangsa yang besar ini, bangsa yang selalu merasa besar ini, bangsa yang selalu membesar-besarkan dirinya ini.
Padahal, kesatuan itu tak pernah ada, kecuali satu dengan S besar, yang ternyata juga merupakan puncak dari segala rahasia.
Kita taburkan benih unggul: tumbuh menjadi tiang-tiang listrik,
kawat-kawat telepon,
papan-papan iklan, kaca ribbon dan joglo Spanyol.
Kamu hentakkan orkestra
yang berderak-derak
Saya menyaksikan beribu kepala
bergerak, bergerak
Jakarta meraung
Kehidupan berderak-derak
Jakarta mengaum
Manusia berserak-serak
Apa pun bisa tuan dan nyonya beli
Mari telanjang bulat dengan alam
Mari copot pakaian
Copot nilai ganti nilai
Katakan lewat kesunyian mulutmu bahwa kebisuan
adalah ucapan yang paling nyata, bahwa
diam kata-kata yang tertinggi
Gusti
Masa depan kami sendiri kami bakar
Tapi Engkau terlampau sabar
Peradaban kami semakin hina
Tapi Engkau terlalu bijaksana
Kelakuan kami semakin nakal
Tapi Engkau Mahakebal
Bila pada tahun 1930-an para cendekiawan mengupayakan dekolonialisasi substantif dan akad politiknya berwujud kemerdekaan 1945, maka tahun 1970-an Cak Nun memulai esai-esai lepasnya dan akad bukunya kemudian terbit pertama kali 1983.
Kuat dalam berprinsip, tahan menghadapi cobaan hidup sepahit-pahitnya. Takut hanya kepada Allah dan hanya mengharap Ridha Allah, luas pergaulan tanpa pilih-pilih, khususnya para duafa.
Banyak sekali ekspresi masyarakat, terutama tokoh-tokoh kelas menengahnya, yang kemlinthi, gembagus, seneng pamer; “Saya merakyat! Kami peduli! Kami mengabdi rakyat!” dan banyak sekali umuk-umuk pekok seperti itu.