CakNun.com

Jagat Pasinaon dan Sarjana Kehidupan

Sinau Bareng Cak Nun dan KiaiKanjeng dalam rangka Dies Natalis ke-65 Universitas Diponegoro Semarang, Stadion Undip Tembalang, Kamis 22 Desember 2022
Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 17 menit

Foto: Adin (Dok Progress).

IMAM
Sabar Don. Nyebut Don

DONI
Saya capek ditimpa sikap ngawur terus

JIJIT
Ben wae ndadi

ISLAMI
Yang soal tasyabbaha biqoumin tadi, yang soal menyerupai suatu kaum tadi itu kan berlaku hanya untuk akidah

DONI
Saya capek di-bully oleh akal serampangan

ISLAMI
Itu maksudnya hal-hal yang mendasar dan prinsip dalam Agama.

DONI
Saya gerah melayani kebodohan yang tak ada ujungnya

ISLAMI
Bukan soal pakaian, lagu atau hal-hal yang sifatnya substitusi atau ilustratif. Bukan kembangan-kembangan

DONI
Saya berontak
Saya melawan

TIBA-TIBA TERDENGAR SUARA KERAS BUYUT IRODAT

BUYUT IRODAT
Doni!

DONI

MERESPONS DENGAN TAKDZIM DAN TAKUT

BUYUT IRODAT
Thole putuku. Sini kerisnya. Bawa sini.

JIJIT
Gek wis kono diaturke Buyut

DONI MENYERAHKAN KERIS DENGAN SELONGSONGNYA KEPADA BUYUT IRODAT MENERIMANYA. BERDIRI MEMEGANG DAN MEMPERLAKUKAN KERIS ITU SEDEMIKIAN RUPA DENGAN GERAKAN TERTENTU

BUYUT IRODAT
Putu-putuku Jijit, Doni, Imam, Islami.

Jangan pernah sekali-sekali menyantuh Pusaka ini dengan jiwa yang penuh amarah dan hati yang murka.

Ini pusaka Kiai Sangkelat.

JIJIT
Kuwi. Sangkelat lho, kowe iso mecethat lho ngko

BUYUT IRODAT
Pusaka itu bukan senjata. Apalagi senjata untuk membunuh atau melukai sesama makhluk Tuhan.

Ini adalah Pusaka Pemadam Api.

JIJIT
Rungokke Don. Sing kok cekel kuwi mau Kiai Damkar

BUYUT IRODAT
Keris ini disiapkan untuk mengantisipasi kobaran api sebelum atau ketika atau sesudah tahun 2024.

Putu-putuku jangan main-main. Istighfar semua!

JIJIT IMAM ISLAMI DONI MENARUH KEDUA TANGANNYA DI DADA DAN MULUTNYA BERISTIGHFAR.

TIBA-TIBA MBAH GEOL BERDIRI MEMEGANG SEBUAH TOMBAK PANJANG. MELANGKAH MAJU KE DEPAN KEMUDIAN MENGAMBIL TOMBAK DARI SELONGSONGNYA.

MBAH GEOL
Iki arep ono goro-goro opo piye?

Sopo sing menthèng-kèlèk lelaku adigang adigung adiguno — kene tak tandangane!

JIJIT
Weee Mbah Geol malah dadi followere Doni

BUYUT IRODAT
Lho lho lho kok Mbah Geol melu murko. Malah sesumbar sambi ngacung-ngacungke Tombak Kiai Sapit Abon.

MBAH GEOL
Jin setan periprayangan Banaspti lan sakabehing Detyo lan Denowo, kene moro nang ngarepku, tak sapit tak dadekke awu!

BUYUT IRODAT NGEREM-REM MBAH GEOL DAN MENDUDUKKANNYA KEMBALI.

BUYUT IRODAT
Tidak ada apa-apa kok Mbah Geol. Ming kuwi putumu Doni bingung atine ngadepi kahanan. Ambyar pikirane mergo jaman kang soyo ora nganggo nalar.

JIJIT
Memang adik buncit kita ini tergolong nalar rendah

DONI
Lha pripun tho Mbah Geol. Tiyang-tiyang sakniki niki le mikir sakkepenake. Ora iso ndunungke opo-opo. Tidak punya patrap intelektual. Tidak bisa mempetakan nilai-nilai kehidupan secara proporsional dan adil. Ada burung Beo mbengok “Assalamu’alaikum” terus disimpulkan itu adalah manuk hijrah….

MBAH GEOL
Lho rikolo semono Kanjeng Nabi sakrombongan hijrah seko Mekah nang Madinah, pancen akah manuk-manuk do melu hijrah

BUYUT IRODAT
Mbok wis to Mbah Geol, mbok ojo nggenggudo putu-putumu dewe.

MBAH GEOL
Lho nggegudho piye. Pancen manuk-manuk do melu hijrah Kanjeng Nabi kok. Unto, wedus, semut-semut yo melu hijrah. Putu-putuku ojo gumun. Jaman mbiyen Nabi Sulaiman yo mengajak dan mempekerjakan burung Hud-Hud, berkomunikasi dengan semut dan hewan-hewan kecil lainnya. Bahkan pegawai Kerajaan Sulaiman terdiri lengkap dari makhluk-makhluk Allah: ya manusia, ya Jin, bahkan Setan juga banyak yang jadi ASN.

ISLAMI
Ngaten Mbah. Itu kan jaman dulu, ketika ummat manusia masih punya kematangan, kedewasaan dan kebijaksanaan. Tapi kalau sekarang ini kan umumnya manusia gagal dewasa dan kepribadiannya tidak jangkep. Karena ilmu dan pengetahuannya juga fakultatif dan eksklusif.

BUYUT IRODAT
Maksudmu kami yang tua-tua ini tidak boleh heran kalau melihat anak-anak sekarang suka bertengkar seperti kalian tadi.

MBAH GEOL
Manusia jaman sekarang ini kemajuannya menghasilkan kemunduran. Jaya dunianya, tapi sangat mengkhawatirkan akhiratnya. Pintar dunia untuk dunia, bahkan yang aktivis Agama pintar akhirat tapi juga untuk dunia.

JIJIT
Lha yang tepat gimana Mbah?

MBAH GEOL
Ya pinter dunia akhirat untuk dunia akhirat.

BUYUT IRODAT
Kebanyakan manusia berpikir linier. Ngertinya hidup di dunia dulu, baru sampai kelak di akhirat.

JIJIT
Mestinya gimana Yut?

BUYUT IRODAT
Kita ini penduduk asli Sorga, jadi turis di dunia, kemudian mau ndak mau harus balik ke akhirat.

DONI
Wooo jadi mubeng ya yut…. Lingkaran. Hidup kita ini siklikal.

BUYUT IRODAT
Kalau kamu pergi dari Semarang ke Jakarta kan modal utamanya pengetahuan tentang Jakarta, sebab Jakarta tujuannya. Maka hidup di dunia ini karena ujungnya akhirat, maka yang utama adalah pengetahuan tentang akhirat untuk menempuh dunia supaya tidak keserimpet ke ruang hampa yang berujung neraka.

MBAH GEOL
Karena hidup salah kaprah, tujuannya salah, maka manusia ini prestasinya banyak jadi bumerang. Ada dunia cyber, internet, online, nyambung sesama penduduk sedunia, seharusnya memperindah kebudayaan dan silaturahmi, tapi nyatanya malah menambah pertengkaran, menambah salah paham, kedengkian dan fitnah.

Lainnya

Lautan Jilbab (2/3)

Lautan Jilbab (2/3)

Kreatifitas itu kan urusan manusia. Juga jilbab-jilbab itu. Kalau mereka kreatif, mereka bisa mencapai sorga. Kalau tidak, ya mampir neraka dulu. Sedangkan kita tak usah pusing: kita kan pengelola, kita kan panitia sorga dan neraka.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Tikungan Iblis (Bagian 4/5)

Tikungan Iblis (Bagian 4/5)

Cucunya Cucu Garuda, Cicitnya Cicit Garuda. Melewati angkasa Majapahit, Demak Mataram. Mengabdi kepada Raja demi Raja yang juga semakin kehilangan Garuda.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib

Topik