CakNun.com

Salam Bahagia dan Sejahtera untuk Mbah Nun

Mustofa W. Hasyim
Waktu baca ± 1 menit
Cak Nun (Mbah Nun) dan Mustofa W. Hasyim di Mocopat Syafaat Yogyakarta edisi Juli 2022.
Foto: Adin (Dok. Progress)

Sesungguhnya bumi Jombang, Yogya, dan Indonesia sangat beruntung dengan lahirnya hadirnya dan berkembang serta bergeraknya sedulur tuwo Emha Ainun Nadjib yang sekarang kita panggil dengan penuh rasa cinta: Mbah Nun.

Saya sebagian kecil dari sejarah Emha yang menjombang atau Jombang yang mengemha, sejarah Emha yang menjogja atau Jogja yang mengemha, dan Indonesia yang mengemha atau Emha yang mengindonesia. Tentu ada campur tangan Tuhan yang menugaskan Syaikhul Akbar Umbu Landu Paranggi yang membukakan pintu tabir energi bayani, burhani, dan irfani yang melimpah ruah sehingga kita semua bisa mencicipi hikmah-hikmahnya.

Kemudian Tuhan dengan kasih sayang yang sejati menugaskan para mursyid tarikat budaya dan agama dari berbagai tempat di dunia sehingga Emha Ainun Nadjib dipertemukan dalam medan energi Maiyah ketika berproses menjadi Cak Nun menuju maqam Mbah Nun. Semua sahabatnya ketika ketemu saya selalu menitipkan salam keselamatan untuk beliau.

Juga para kekasih Tuhan pun selalu berdoa untuk kesejahteraan dan kebabagiaan beliau yang selalu mengajarkan kepads kita al adabu fauqal ‘ilmi, adab itu berada di atas ilmu sebagaimana pernah disampaikan Kanjeng Nabi Muhammad dalam momentum penting. Nah ketika ada kecenderungan zaman al ‘ilmu fauqol adab dan al malu wal banu fauqol adab seperti yang sekarang kita rasakan maka kehadiran Mbah Nun menjadi sangat penting dan bermakna.

Semoga Allah subhanahu wa wata’ala senantiasa memayungi beliau dengan keselamatan dan mengirim udara penuh rahmat dan barokah yang bisa kita hirup bersama-sama dalam ruang dan waktu Maiyah kita. Aamiin.

Yogyakarta, 26 Mei 2024

Mustofa W. Hasyim
Penulis puisi, cerpen, novel, esai, laporan, resensi, naskah drama, cerita anak-anak, dan tulisan humor sejak 70an. Aktif di Persada Studi Klub Malioboro. Pernah bekerja sebagai wartawan. Anggota Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta dan Lembaga Seni Budaya Muhammadiyah DIY. Ketua Majelis Ilmu Nahdlatul Muhammadiyin.
Bagikan:

Lainnya

Raja Diraja (1997)

Raja Diraja (1997)

Kau tumpuk harta dan kuasa
Sesudah kau rampok mereka
Tak peduli apapun saja
Akhirnya kau pun jadi tua
Dan semua itu tak berguna
Ketika nyawamu hilang
Yang kau bawa penyesalan
Setelah kau selalu menang
Sesudah kau tak terkalahkan
Akhirnya dirimu sendiri
Tak dapat kau kalahkan
Kau pikir kau Raja Diraja Padahal esok pagi sirna

Sesudah kau rampas dan kau simpan, seperti seorang kolektor benda purba yang mengira dapat menahan waktu dengan menjejalkan semuanya ke gudang.cEmas, jabatan, hormat palsu — semuanya ditumpuk.

Redaksi
Redaksi

Topik