CakNun.com

Jangan Tolak Mabukku

Cahaya Maha Cahaya: Kumpulan Sajak, 1991

            Jangan tolak mabukku, ya Kekasih, sebab telah kubayar lebih mahal dari diriku sendiri
            Beribu anak panah yang menancapi tubuhku tidaklah mengakibatkan apa-apa kecuali cinta mendidih
            Rindu direntang-rentang waktu, betapapun telah makin membuat tak berjarak sujud sembahyangku
            Telah kunyanyikan segala nada yang mungkin disusun, di pagar lagu atau cakrawala di luarnya
            Puisi-puisi anugerahmu mengalir justru di sela baris dan kata yang kutuang kepada dunia
            Sementara di kesunyian iradatmu yang berlapis-lapis selalu kunantikan sejatinya suara
            Maka sungguh jangan tolak mabukku, ya Inti Sukma, sementara maafkan pasrahku yang penuh rasa penasaran
            Cintamu yang panas telah membuat tubuhku berkeringatkan rindu yang tak habis-habisnya menetes
            Cintamu menyabet sukma, menerbangkanku jauh ke sebuah jagat asing yang tak kutahu namanya
            Pagi yang kutinggalkan tak berangkat siang, siang yang kukenang tak lagi menjemput malam
            Di maha indah negeri cintamu segala gagasan mengatasi rumusan, kandungan jiwa tak tertorehkan
            Halaman buku ilmu alam dan makrifat menjadi putih kembali, karena segala rahasia telah tak tertabiri
            Maka terimalah, terimalah mabukku, wahai Diri Sejati, tak kuperlukan apapun lagi selain engkau
            Itu sebabnya maka kususuri jalanan yang tak dipilih orang, got-got kumuh sepi kehidupan

1986.

Lainnya

Sajak Terompet

Sajak Terompet

Kamu hentakkan orkestra
yang berderak-derak
Saya menyaksikan beribu kepala
bergerak, bergerak

Jawaban Kepada Negeri

Jawaban Kepada Negeri

Kalau ditanya tentang keadaan Negeriku
Tak kuperlukan pemikiran atau imajinasi
Juga tidak penafsiran atau analisis
Sebab manusia sudah kembali purba
Seolah-olah baru minggu lalu Tuhan menciptakannya