Bebas Terbatas
Dalam hidup ini perlu kita tengahi apa saja yang penting buat kehidupan dan apa saja yang tidak penting untuk kita pilih sebagai jalan penghidupan.
Manusia pada umumnya tentu mendambakan yang namanya bebas-kebebasan. Sering dibicarakan, dituliskan, diseminarkan tema tentang kebebabasan, bahkan ditautkan dengan pada undang undang.
Namun perlu kita tengahi, perlu kita renungi bahkan kita tegaskan dalam inti kehidupan kita, yakni hati pikiran kita sendiri makna bebas itu seperti apa dan bagaimana?
Seringkali kita memahami kata bebas itu sesuai dengan hasrat individual, sehingga kita tak pernah memikirkan hak-hak bebas orang lain.
Kita ingin bebas mengekspresikan hasrat jiwa dan pikiran kita tanpa menghitung ulang di samping kanan kiri kita apakah sepakat dengan hati mereka masing masing.
Kita ingin bebas memakan ini itu tanpa memperhitungkan kapasitas perut kita yang sebenarnya hanya butuh 7 sampai 15 suap sendok makan atau kepalan tangan.
Kita ingin bebas melakukan apapun saja untuk mencapai cita-cita kita, tanpa memperhatikan hak-hak hidup lingkungan sekitar.
Kita bebas hambatan atau mencari cara sebebas bebasnya untuk menggunduli hutan, menimbun harta benda, menggali tanah, mengeruk kekayaan alam untuk hasrat kebebasan individual kita menuju kesenangan hidup.
Padahal dalam 5 batang rokok saja yang kita beli dengan uang kita sendiri, apakah bisa kita pastikan kelima batang rokok itu benar-benar hak kita 100% dari pemberian dan keridhoan Tuhan?
Atau jangan-jangan Tuhan hanya meridhoi satu batang untuk kau isap sedangkan sisanya adalah hak teman teman anda yang sedang ada dihadapan anda untuk kau bagikan?
Sebagaimana kita bebas mencukur rambut kita dengan model bagaimanapun tapi kita juga harus menyadari akan sangat tidak berkuasanya kita untuk menumbuhkan kembali rambut itu tanpa bantuan dan kuasa dari Tuhan.
Kebebasan kita dibatasi oleh kebebasan hak orang lain, tutur Sayyidina Ali.
Alangkah bahagianya manusia yang mengerti bahwa kebebasan yang selama ini didamba- dambakan itu merupakan keterbatasan atau batasan batasan yang harus diperhitungkan dengan matang sehingga sadar bahwa manusia adalah makhluk yang sangat lemah dan banyak keterbatasan.
Di Forum Sinau Bareng Maiyah secara konsisten kita melatih diri kita untuk menemukan ketepatan berpikir dan kepantasan bertindak kita selaku manusia yang berakal.