CakNun.com

Kurikulum Berkelanjutan Tentang Menjadi Diri yang Otentik

Catatan Majelis Maiyah Kenduri Cinta ke-204, 9 Agustus 2019
Kenduri Cinta
Waktu baca ± 7 menit

Ayat Allah yang Tidak Difirmankan

Mbah Nun kemudian mengajak jamaah untuk berpikir lebih mendalam eskalasinya. Satu kisah dicontohkan oleh Mbah Nun, ketika Nabi Musa As diperintahkan oleh Allah untuk memukulkan tongkatnya ke air laut, Nabi Musa As tidak merencanakan bahwa pukulan tongkatnya itu akan membelah lautan. Informasi yang sampai kepada kita adalah bahwa tongkat Nabi Musa AS itu adalah mukjizat dari Allah Swt kepada Nabi Musa As. Padahal, tongkat itu tetap saja tongkat, tidak memiliki keistimewaan apa-apa. Keistimewaan atau mukjizat dari tongkat itu baru akan muncul jika Allah Swt yang berkehendak.

Apa rahasia yang terkandung dari peristiwa itu? Mbah Nun menjelaskan, informasi yang disampaikan kepada kita atau ayat yang difirmankan kepada kita adalah perintah Allah Swt kepada Nabi Musa As untuk memukul air laut. Sementara, ada ayat Allah yang tidak difirmankan, yaitu ketika Allah Swt juga memerintahkan air laut agar terbelah ketika disentuh oleh tongkat Nabi Musa As.

Nah, ada berapa kali peristiwa Nabi Musa As membelah lautan dengan tongkatnya? Sejauh informasi yang kita terima adalah satu kali, ketika Nabi Musa As dikejar-kejar oleh pasukan Fir’aun. Tidak ada informasi bahwa tongkat tersebut dapat membelah lautan berkali-kali. Satu contoh peristiwa yang dialami oleh Nabi Musa As inilah yang dijadikan amsal oleh Mbah Nun bahwa dalam setiap peristiwa, dalam setiap ayat-ayat Allah Swt yang telah difirmankan ada ayat-ayat Allah Swt yang tidak difirmankan, yang harus kita cari sendiri informasinya. Inilah yang dimaksud oleh Mbah Nun agar kita belajar mengasah kepekaan dalam diri kita untuk membaca ayat-ayat yang tidak difirmankan oleh Allah Swt.

Kegembiraan Kenduri Cinta edisi Agustus 2019 ini tentu saja tidak akan cukup dituliskan dalam satu naskah berita ini. Akan ditulis lebih lengkap lagi pada rubrik Reportase di website Kenduri Cinta nantinya. Dan yang lebih penting lagi adalah, bahwa kegembiraan Maiyahan secara langsung adalah kegembiraan yang melengkapi kebersamaan kita sinau bareng. Akan sangat berbeda nuansanya, atmosfernya, suasananya jika kita hanya menyimak melalui media sosial. (Fahmi Agustian)

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta, majelis ilmu, sumur spiritual, laboratorium sosial, basis gerakan politik bahkan universitas jalanan yang tidak pernah habis pembahasan SKS nya, kurikulum dan mata kuliahnya selalu bertambah, dosennya adalah alam semesta.
Bagikan:

Lainnya

Topik