Kenduri Cinta

Kenduri Cinta edisi April 2018 kali ini mengangkat tema “Seribu Bayang Prasangka”, bukan secara khusus untuk merespons isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat tentang fiksi ataupun non fiksi.

Jika kita menghitung, lebih banyak mana antara informasi yang kita ketahui daripada informasi yang tidak kita ketahui, maka jawabannya adalah lebih banyak informasi yang tidak kita ketahui.

“Jadikan Maiyah sebagai beban dalam setiap proses pembuatan desain Poster Maiyahan”, begitulah yang disampaikan oleh Erik Supit dalam salah satu sesi Workshop Desain Visual Publikasi Maiyahan akhir pekan lalu yang diselenggarakan oleh Komunitas Kenduri Cinta.

“Tidak ada guru yang menjadi bodoh setelah mentransformasikan ilmunya kepada muridnya”, itulah kalimat pembuka yang disampaikan oleh Cak Nun dalam Kenduri Cinta edisi Maret 2018, yang mengangkat tema Tuan Rumah Diri Sendiri di Taman Ismail Marzuki, Jum’at 9 Maret 2018.

Dalam rukun Iman terdapat pasal Iman kepada Qadla dan Qadar.

Begitu cepat waktu berlalu, tidak terasa kita sudah dipertemukan kembali dengan Kenduri Cinta.

SIFAT DASAR manusia yang selalu bergerak, memiliki potensi untuk bisa berbenturan dengan benda dan atau orang lain yang juga bergerak.

Hakikat dari orang-orang berkumpul, bekerjasama, berorganisasi, adalah supaya Rahmat dari Tuhan dapat terdistribusi dan menjadi Berkah bagi semesta alam.

DI ZAMAN (NOT) NOW, puncak demokrasi dan teknologi sudah sedemikian canggih.

DALAM PROSES kehidupan, baik individu dan sosial, diperlukan suatu “penjelmaan” penyantun ilmu pengetahuan yang bisa sebut sebagai guru.

PAGELARAN WAYANG atau sering disebut dengan wayangan yang digelar pada saat ada hajatan tidak sekedar sebagai media hiburan.

SEBUTAN UNTUK jabatan pemimpin bisa lurah, ketua, komandan, raja, presiden, direktur, atau berbagai sebutan-sebutan pemimpin lainnya.