Kurikulum Berkelanjutan Tentang Menjadi Diri yang Otentik


Forum yang mempertemukan Rakyat dan Pemimpinnya
Hadirnya Ibu Via malam itu menjadi satu kegembiraan yang spesial tentunya. Mbah Nun kemudian meminta Ibu Via untuk membawakan sebuah lagu “Sebelum Cahaya” karya Letto. Ibu Via bernyanyi diiringi alunan gitar Krist Accoustic. Yang lebih indah adalah, Ibu Via meminta Mbah Nun untuk juga menyanyikan lagu ini. Lagu kedua yang dibawakan Ibu Via adalah “Kemesraan” yang merupakan salah satu karya legendaris dari Alm. Franky Sahilatua yang juga adalah salah satu sahabat Mbah Nun. Ibu Via mengajak Mas Anies untuk juga bernyanyi, jamaah pun ikut bernyanyi bersama. Setelahnya, Ibu Via berpamitan untuk meninggalkan forum terlebih dahulu, karena pagi hari harus menjemput anak-anak di asrama sekolah.
Mbah Nun kemudian mempersilakan Mas Anies untuk menyapa jamaah Kenduri Cinta, yang tentu saja sebagian besar adalah warga Jakarta. “Malam ini saya betul-betul bersyukur bisa bersama-sama di Kenduri Cinta ini, malam hari ini di TIM. Ditakdirkan malam ini saya ngorbol dengan Cak Nun, kemudian diajak ke Kenduri Cinta. Beliau ini memang Mbah Nun buat saya, karena dulu temannya Simbah saya di Jogja. Jadi, rasanya aneh kalau Cak Nun manggil saya dengan sapaan ‘Mas’ apalagi ‘Pak’. Dipanggil ‘Pak’ oleh Cak Nun itu bukan naik pangkat saya, malah turun. Padahal kalau dipanggil ‘Nies’ saja, maka saya masih dianggap Anies yang dulu oleh Cak Nun”, Mas Anies mengungkapkan kegembiraannya hadir di Kenduri Cinta.
“Terima kasih Cak Nun, saya baru bertugas di Jakarta 1,5 tahun, tetapi Cak Nun sudah 19 tahun merawat Kenduri Cinta yang menjadi salah satu simpul persatuan. Karena di sini siapa saja bisa datang kapan saja, bisa pulang kapan saja, datang dan pergi, berinteraksi lintas semuanya. Seperti kata Cak Nun tadi, disini tidak ada gender, kita semua manusia setara. Rumahnya, boleh besar boleh kecil, tetapi di acara KC ini duduknya setara”, Mas Anies melanjutkan. Mbah Nun memang bukan sosok asing bagi Mas Anies, selain Mbah Nun adalah sahabat dari Simbahnya Mas Anies, Mbah Nun juga menjadi salah satu sosok panutan ketika ia menjadi mahasiswa di UGM dulu.
“Kenduri Cinta menjadi simpul persatuan, karena kalau bhinneka itu bawaan lahir kita. Tetapi bersatu, merupakan hasil perjuangan dan ikhtiar bersama. Dan selama 19 tahun Kenduri Cinta telah membuktikan mampu merawat persatuan di Jakarta”, Mas Anies menambahkan. Kenduri Cinta semalam menjadi forum yang mempertemukan rakyat dengan pemimpinnya. Mas Anies mendengar langsung apa yang dikeluhkan oleh warganya di Jakarta.