CakNun.com

Majelis ‘Ilmu Muhammad Ainun Nadjib

Ahmad SM
Waktu baca ± 3 menit

Kemarin, 6-7 Desember 2025, perwakilan teman-teman Maiyah kumpul di Kadipiro. Tidak sedang menggagas sesuatu yang serius, tidak ngrasani kinerja menteri dan anggota DPR. Tidak menyusun konsep bagaimana supaya dapat hibah tambang. Juga tidak sedang menggagas bathi yang bersifat ekonomi atau materi. Tapi kumpul untuk ngudo roso. Saling tanya dan saling jawab.

Tentang apa? Tentu hal Maiyah. Kegiatan rutin kumpul di berbagai tempat untuk mencerdaskan pikiran kita semua dan (mungkin) akan berefek ke masyarakat sekitar. Mbah Nun lewat Maiyah—meminta kita untuk terus menjaga hati dan pikiran. Meneguhkan Maiyah agar output-nya bermanfaat untuk penggiat Maiyah, dan tentu para keluarga Maiyah.

Mbah Nun masih menempuh jalan sunyi. Kita para jamaah disapih untuk mandiri. Jamaah Maiyah secara tidak langsung diminta untuk menyelami, ngugemi, slulup, nggelepung nilai-nilai yang sudah dikasih Mbah Nun selama ini. Mbah Nun sudah puluhan tahun membekali kita segala ilmu kehidupan, saatnya kita mengolah dan meluaskan manfaatnya. Mbah Nun berhenti dulu memberi hujan ilmu ke kita. Agar kita semua punya ruang dan waktu untuk menata hati dan pikiran.

Teman-teman sepakat, Maiyah 2026 memakai spirit Majelis ‘Ilmu Muhammad Ainun Nadjib. Kita sengaja melakukan ini agar bisa fokus kepada Sangkan Paran Maiyah.

Kita agar tidak lupa dengan yang disampaikan Mbah Nun berikut ini:

Maiyah adalah di mana saja kita berada, di rumah, di tempat bekerja, di rumah ibadah maupun di pasar, di jalan dan di manapun saja, selalu kita bersama Allah dan Rasulullah.

Kapan saja kita sadar maupun tidur, di pagi hari, siang sore atau malam hari—selalu kita bersama Allah dan Rasulullah.

Maiyah adalah membangun perlawanan badar yang sabar dan berilmu matang terhadap segala tindakan membangun rumah-rumah yang menjauhkan manusia dari Allah dan Rasulullah, terhadap konsep pasar dunia yang menyepelekan Allah, terhadap managemen penataan kehidupan yang mendhalimi Allah dan Rasulullah.

Maiyah adalah dengan siapapun saja kita berada—dengan keluarga, dengan teman, dengan masyarakat, bahkan ketika kita sedang berada di tengah makhluk-makhluk Allah yang memusuhi kita—selalu kita bersama Allah dan Rasulullah.

Maiyah adalah perlawanan badar yang sabar dan berilmu matang terhadap segala kekuasaan yang tidak menghadirkan Allah dan Rasulullah di dalam bangunan keluarga-keluarga manusia, di dalam peta pergaulan masyarakat.

Maiyah adalah apapun yang kita alami—kegembiraan atau kesedihan, kekayaan atau kemiskinan, kesepian atau tidak kesepian, di kesunyian atau di keramaian, dalam keadaan sehat atau sakit, dalam kekalahan atau kemenangan—selalu kita bersama Allah dan Rasulullah.

Maiyah adalah perlawanan badar yang sabar dan berilmu matang terhadap segala macam sistem dan ideologi kehidupan yang membangun kesedihan manusia, yang memiskinkan manusia di tengah luasnya rahmat dan rizki Allah, yang mengucilkan kemanusiaan, yang menyakiti dan menyakitkan manusia, yang memenangkan energi setan dan menindas Rahman Rahim Allah di dalam bangunan negeri dan negara manusia.

Maiyah adalah apapun sebab-sebab dari kehidupan yang menimpa kita—ketika dijunjung atau dicaci, ketika dipuji atau dihinakan, ketika ditemani atau dikucilkan, ketika disayang atau tak diperdulikan, ketika disapa atau diacuhkan, ketika diberi atau dicuri—akibatnya hanya satu: ialah selalu kita bersama Allah dan Rasulullah.

Maiyah adalah perlawanan badar yang sabar dan berilmu matang terhadap segala jenis kebudayaan, segala jenis benda tekhnologi, sastra dan lagu, kesenian dan kerajinan, berita dan hiburan—yang menjunjung kebodohan dan mencaci ilmu, yang memuja kekonyolan dan melecehkan derajat manusia, yang membiayai besar-besaran kehinaan nilai, yang menghancurkan kehormatan, yang mencuri rahmat Allah.

Maiyah adalah apapun yang kita jumpai atau menjumpai kita—batu, air, langit, dedaunan, cahaya, kegelapan, kaca, keburaman, peristiwa, revolusi dan amuk, peluru, otoritas yang memalsukan kekuasaan Tuhan, angin, nafas dan seluruh badan kita sendiri—membawa kita untuk selalu bersama Allah dan Rasulullah.

Maiyah adalah perlawanan badar yang sabar dan berilmu matang terhadap segala bentuk kekuasaan dan pemerintahan yang memperlakukan alam dan kehidupan manusia untuk makar kepada kehendak suci Allah yang diinformasikan melalui Rasulullah.

Pada sesi akhir pertemuan kemarin, Ibu Novia pesan ke kita semua, semoga apa yang sudah dilakukan Mbah Nun, memberi manfaat manfaat manfaat untuk kita semua.

Lainnya

Topik