CakNun.com

Padhangmbulan di Seberang Kerinduan

Foto: Hariyadi (Dok. Padhangmbulan)

Pengajian Padhangmbulan terus berjalan. Malam ini, Kamis, 31 Agustus 2023, pukul 20.00 WIB kita akan kembali bertemu di desa Mentoro Sumobito Jombang. Pakdhe KiaiKanjeng turut hadir bersama kita menuntaskan kangen di “Di Seberang Kerinduan.”

Wahai engkau yang sejatimu adalah cahaya
Mohon jangan pernah tidak menemaniku berjalan
Menempuh semesta raya yang tak ada tepiannya

Kita diseret-seret menjadi segumpal materi. Di pasar, sekolah, kantor, jalan hingga di rumah ibadah kita adalah segumpal daging. Dikemas menjadi satu kardus kepentingan yang dipasok untuk bahan baku industrialisme.

Humanisasi yang berakar pada materialisme pada akhirnya menyingkirkan Tuhan sebagai Pemilik Kehidupan. Kebebasan berkehendak dan berbuat mutlak milik manusia. Tuhan tidak lebih dari instrumen subjektif yang dikhayalkan sesuai imaji kerakusan manusia.

Di tengah kehidupan yang chaos akibat humanisasi yang mengabdi pada industrialisme manusia bukan hanya kehilangan dirinya. Ia terpelosok ke dalam jurang asfala safilin. Harkat kemanusiaan pecah berserakan menjadi onderdil yang berkeping-keping.

Sepanjang hidup kudengar nama Tuhan
Namun belum pernah aku benar-benar menemukan
Hanya sebatas deretan huruf, kata, dan khayalan

Demikianlah, kita bukan hanya kehilangan pengenalan terhadap Tuhan. Kita diam-diam menggerutu, “Katanya Rohman Rohim…!” Namun, kendati berkeping-keping pecah harkat martabat kita, “Setiap siang dan malam Ia tak pernah tak kurasakan. Selalu sangat hadir pada setiap kehadiran.”

Pengajian Padhangmbulan malam ini merasakan begitu dekat Ia, “namun alangkah jauh Ia, nun di seberang kerinduan.”

Lainnya

Keindonesiaan sebagai Dasar Cara Berpikir

Keindonesiaan sebagai Dasar Cara Berpikir

DPP PDI Perjuangan menggelar Sinau Bareng bersama Cak Nun dan KiaiKanjeng dengan tema “Kebangsaan dan Kenegarawanan” pada Minggu malam, 10 April 2022, bertempat di komplek Masjid At Taufiq dan Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan di Lenteng Agung Jakarta.

Ulang Tahun Ke-14 Bangbang Wetan di Rumah Maiyah

Ulang Tahun Ke-14 Bangbang Wetan di Rumah Maiyah

Bulan September 2020 ini, Majelis Ilmu Bangbang Wetan Surabaya menapakkan kaki di usia empat belas tahun. Buat memperingati ulang tahun ke-14 ini, Teman-teman penggiat BBW menyelenggarakan Bangbang Wetan edisi September ini di Rumah Maiyah Kadipiro tadi malam (Jumat, 11 September 2020).

Sebuah tema menarik dipancangkan oleh teman-teman penggiat BBW: “Transformasi Hutan Ke Kebun Persemaian”.

Selepas sesi penggiat, Mbah Nun, Mas Sabrang, Pak Darmadji, Mas Rachmad, dan kemudian Kyai Muzammil dipersilakan bergabung di area utama acara untuk berdiskusi dan mewedar beragam perspektif terutama tentang “hutan“ dan “kebun”, di mana dua kata tersebut adalah kata yang mewakili sebuah cara pandang. Merupakan kebahagiaan tersendiri bagi penggiat BBW bahwa KiaiKanjeng turut mangayubagyo ultah BBW kali ini dan nomor pertama yang dihadirkan adalah “Bangbang Wetan”.

Hutan adalah lambang alam, dan menarik poin dari paparan Mas Sabrang tentang pentingnya alam sebagai rujukan manusia dalam membangun pengetahuan dan ilmu tentang hidup, Mbah Nun mengatakan bahwa alam adalah sebuah sanad yang utama bagi manusia.