CakNun.com

Sebuah “Apa”

Emha Ainun Nadjib
Klik gambar untuk memperbesar.

Kita menyangka bahwa sebagai gubernur itu lebih penting dibanding sebagai manusia? Sehingga, di mana-mana pun kita adalah gubernur: di kantor, di rumah, di warung, atau jalan raya? Sehingga, kapan pun tetap gubernur?

Bahkan, kalau shalat pun harus disediakan saf terdepan dan imam tak bisa memulai sebelum sang “apa” ini hadir? Adakah Allah menerima shalat seorang gubernur di masjid, ataukah yang bersujud itu “sekadar” manusia hamba-Nya? Bukankah “shalat” seorang gubernur adalah dalam terjemahan tugas-tugas kenegaraannya sehingga kalau di masjid ia bukan gubernur lagi? Bukankah kita sering merancukan dua kedudukan ini? Sehingga, terkadang hampir tak bisa lagi menghidupi dan mempersepsikan diri sendiri selain sebagai gubernur?

Padahal, gubernur itu sebuah “apa” yang bersifat relatif dan sangat sementara. Sementara itu, sebagai manusia inilah jalanan yang lebih dekat ke keabadian, ke kefitrian, ke mata pandang Tuhan.

Ilustrasi: Jamal Jufree

Lainnya

Contoh Soal

Contoh Soal

Puasa Ramadlan ‘hanyalah’ sebuah acuan. Sebuah contoh soal metodik tentang kebutuhan manusia untuk menahan, ...

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Merebut Kembali

Merebut Kembali

Atmosfer kejiwaan sosial Idulfitri adalah merebut kembali hakikat kemanusiaan dari hubungan profesional, hubungan fungsional, ...

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib

Pasrah

Pasrah
Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib

Taktis

Taktis

Topik