CakNun.com

Workshop Zamatera dan Bekam di Bumi Majapahit

Dok. Paseban Majapahit.

Hari minggu ini (3/10), Simpul Maiyah Paseban Majapahit mengadakan workshop pelatihan Zamatera dan bekam untuk melanjutkan pelatihan serupa yang sebelumnya telah dilaksanakan di Padhangmbulan Menturo Jombang. Kali ini workshop dipandu oleh Bapak Agus praktisi Zamatera. Lokasi pelatihan adalah aula Perumahan Bumi Mojopahit Asri di Desa Ngastemi Bangsal Mojokerto.

Acara dimulai jam 10.00, diawali dengan bacaan Al-Fatihah oleh Wak Carik Huda. Meski dengan terbatasnya persiapan dan mepetnya waktu acara, pelatihan Zamatera dan bekam pada hari ini Alhamdulillah dapat terlaksana. Lebih dari 50% peserta pelatihan adalah alumni pelatihan Zamatera di Padhangmbulan sehingga secara garis besar peserta hanya me-review apa yang sudah didapat sebelumnya.

Mas Agus memulai sesi workshop dengan mengajak streching para peserta agar otot tulang lebih rileks, kemudian dilanjutkan pelatihan atau melakukan praktik setiap gerakan terapi Zamatera sampai dengan tengah hari. Pada sesi berikutnya beliau memulai dengan menjelaskan asal-muasal dan jenis bekam yang kita ketahui. Beliau berharap bahwa bila terapi Zamatera digabung dengan bekam maka itu sangat klop. Ibarat “Tumbu ketemu Tutup”. Kemudian Pak agus menjelaskan apa yang harus diperhatikan sebelum memulai bekam, meliputi suhu badan, tekanan darah secara detail, dan menjelaskan apa yang tidak boleh dilakukan sebelum melakukan bekam.

Satu persatu peralatan bekam dijelaskan. Mulai dari jarum, tisu, minyak, alkohol, kop, dan lain sebagainya. Proses bekam ini dipraktikkan mulai dari awal dan detail, sehingga untuk jamaah yang awam dengan bekam ini dapat melihat dan memahami langsung bagaimana hal ini dilakukan. Yang harus dilakukan dalam proses bekam yaitu terapis harus menggunakan masker agar terhindar dari toksin yang keluar dari pasien. Bekam ini menurut penjelasan Mas Agus baik untuk mengurangi dan mempercepat penyembuhan penyakit asam urat, diabetes, kolesterol, dan penyakit lainnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah penderita diare tidak boleh dilakukan bekam.

Dok. Paseban Majapahit.

Mas Agus memperaktikkan dan membimbing peserta workshop tahap demi tahap sambil secara langsung melihat proses pembekaman yang dilakukan langsung oleh peserta. Seperti proses belajar antara guru dan murid terjadi juga dialog tanya jawab yang interaktif dan menarik.

Menjelang pukul 15.00 pelatihan terapi Zamatera dan bekam berakhir. Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi santai mengenai terapi Zamatera, bekam, dan lain-lainnya. Di penghujung workshop ini Mas Agus memberikan sadaqoh peralatan bekam untuk Jamaah Maiyah Paseban Majapahit dan berharap dapat digunakan untuk latihan bekam jamaah di setiap rutinannya.

Lainnya

Mbah Nun Ta’ziyah Meninggalnya Gus Sholah

Mbah Nun Ta’ziyah Meninggalnya Gus Sholah

Begitu mendengar kabar duka meninggalnya Gus Sholah, Mbah Nun yang sedang berada di Jakarta tadi malam (Minggu, 2/2/02) langsung ta’ziyah di rumah duka atau kediaman Gus Sholah di Jalan Bangka Mampang Prapatan Jakarta. Sebagaimana diberitakan, Gus Sholah dipanggil Allah setelah sebelumnya sakit dan dirawat di RS Harapan Kita Jakarta.

Gus Sholah atau KH. Sholahuddin Wahid adalah pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang yang sekaligus cucu KH Hasyim Asy’ari pendiri Nahdlatul Ulama, putra KH. Wahid Hasyim, dan adik KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Pertemuan terakhir Mbah Nun dan Gus Sholah adalah saat Sinau Bareng di Pesantren Tebuireng yang diselenggarakan oleh Universitas Terbuka. Sebelum acara, Mbah Nun diminta bertemu Gus Sholah di Ndalem Pondok. Saat itu Gus Sholah tidak bisa turut hadir di Sinau Bareng dikarenakan kondisi kesehatannya yang belum memungkinkan.

Dua tahun sebelumnya, Gus Sholah juga pernah hadir bersama Mbah Nun dalam Sinau Bareng yang diselenggarakan oleh Petrokimia Gresik bertempat di GOR Tri Dharma Petrokimia pada 22 Desember 2017.

Pada waktu Gus Dur meninggal dunia, pada 30 Desember 2009, dan dimakamkan di komplek Pondok Pesantren Tebuireng, Mbah Nun dan KiaiKanjeng juga diminta hadir dalam acara doa bersama tujuh hari wafatnya Gus Dur pada Januari awal 2010 bersama tokoh-tokoh yang lain. (hm)

Simbah Ninuk Anak Uppu Maiyah Lampung

Simbah Ninuk Anak Uppu Maiyah Lampung

Setelah menyambangi teman-teman penggiat dan Jamaah Maiyah di Lingkar Daulat Tasikmalaya (21/1), kemudian Kenduri Cinta di Jakarta (22/1), siang tadi (24/1) Mbah Nun hadir di Desa Margototo, Metro Kibang, Lampung Timur untuk menyambangi anak-cucu (dalam bahasa Lampung: Ninuk anak uppu) penggiat dan Jamaah Maiyah di Simpul Maiyah Ambengan.

Bertempat di Rumah Hati Lampung, yang merupakan tempat rutinan Maiyah Ambengan, Mbah Nun bersilaturahmi dan menyapa Jamaah Maiyah di Margototo ini untuk pertama kalinya.

Maiyah Ambengan sudah berlangsung sejak tahun 2016, digawangi oleh Mas Syamsul Arifin, dan ada banyak kegiatan yang dilakukan selain Maiyahan. Ada Gamelan Jamus Kalimasada, ada Perpustakaan Pojok Baca Ambengan, dan juga Sekolah Sepakbola Astama.

Siang tadi, cuaca cukup panas sama sekali tidak mengurangi keakraban dan rasa kangen anak-cucu Maiyah di Metro Kibang ini untuk berjumpa dengan Mbah Nun.