CakNun.com

Mentadaburi Ayat Corona

Muhammad Beny Sp
Waktu baca ± 2 menit

Bismillahirohmanirohim. Dengan penuh rasa syukur kepada Allah Swt, dan kerinduan yang mendalam kepada Baginda Nabi Muhammad Saw, dengan penuh rasa gembira kepada Mbah Nun, para Marja’ Maiyah, dan seluruh Jamaah Maiyah di manapun berada.

Sesuai dhawuh Mbah Nun kepada kita semua agar senantiasa berijtihad memohon hidayah Allah, serta melakukan berbagai ikhtiar lahir dan batin. Saat ini dunia sedang ramai menghadapi makhluk Allah berukuran nano, yang dunia medis menyebutnya Covid-19. “Entah Apa Entah Siapa” menurut Kiai Tohar, “Bisa jadi memang kita, umat manusia, adalah hama sesungguhnya di planet ini. Covid-19 lantas menjadi ‘antivirus’ atas keserakahan kita.”

Adapun pada setiap peristiwa yang diizinkan Allah berlangsung, terdapat sebuah pesan, ilmu, hikmah, yang semoga Jamaah Maiyah berada dalam naungan hidayah-Nya sehingga mampu menangkap, membaca, dan memaknainya.

Manusia dan virus Corona mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Allah, yaitu sama-sama sebagai makhluk. Manusia mempunyai kemungkinan untuk taat atau ingkar. Sedangkan Corona tidak memiliki pilihan kecuali taat kepada perintah-Nya.

Penduduk dunia dengan gagah mendengungkan jargon “Lawan Corona!“. Tidak sedikit yang menantang dan memaki-makinya.

Bagaimana dengan Jamaah Maiyah? Yang dilakukan hingga hari ini adalah tidak besar kepala, tidak sembrono, tidak latah melet-melet di media sosial. Kita berusaha untuk tetap rendah hati dan mawas diri. Jangan-jangan apa yang kita benci itulah yang terbaik yang disediakan Tuhan untuk kita. Atau, jangan-jangan apa yang kita sukai justru itu yang terburuk yang disediakan Tuhan pada kita.

Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) ibadah dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. An-Nur: 14).

Mentadaburi ayat di atas, saya berkeyakinan bahwa virus Corona juga bertasbih kepada Allah, memohon ampun kepada-Nya atas tugasnya yang sangat berat. Ketaatan itu lantas ditebusnya dengan kebencian dan permusuhan yang dicanangkan manusia.

Seri tulisan Mbah Nun dalam khasanah Corona memandu kita menata pikiran dengan kombinasi ijtihad, baik lahir maupun batin, semampu yang kita bisa kerjakan.

Lainnya

Topik