Maju ke Belakang, Mundur ke Depan
Maju ke belakang adalah dua frasa yang seolah saling berlawanan. Maju dimaknai sebagai sebuah aktivitas yang identik dengan langkah ke depan, sedangkan ke belakang merupakan sebuah proyeksi arah yang sering diartikan kemunduran.
Era modernisasi menawarkan beragam langkah maju melampaui zaman. Praktis dunia bergerak dengan mekanisme industri yang seolah mengedepan. Fungsi-fungsi kehidupan kian kabur, kita sudah percaya kepada seseorang ternyata berbohong, diyakini sebagai orang suci ternyata pencuri, kita memilih panutan di meja perjudian, lalu bagaimana kita akan membedakan…?
Antara pendidikan dengan peternakan, antara pemerintah dan perusahaan. Yang kita yakini sebagai sebuah kemajuan ternyata kemunduran. Yang kita puja-puja sebagai pembangunan, ternyata bermuara pada kehancuran.
Langkah maju kian membelakang, saat capaian kemajuan justru menjauh dari kebenaran. Tidak banyak langkah mundur dilakukan, di kala persaingan global memaksa diri memenangkan persaingan. Kejengahan menghadapi realitas membawa langkah mundur menjadi angin harapan. Mundur bukan hanya sebagai nostalgia klasik untuk kembali mengenang ke belakang, tapi mundur untuk melihat masa lalu yang memajukan. Mundur ke depan, langkah mundur meniti jalan ke depan, belajar hikmah masa silam untuk menenun benang keabadian.
Tugas manusia tidak jalan di tempat mengekor pada zaman, tapi tugas mulia itu adalah mencari jalan terang untuk berhimpun bersama mengupayakan cintaNya. Mari melingkar bersama di rutinan Maiyah Relegi, Selasa 30 Januari 2018 | 20.30 WIB | di Beranda Masjid An-Nur Politeknik Negeri Malang.