Banter-Banteran Bengok
Jika Anda pernah bangun malam hari, Anda akan mendengar suara jangkrik terjauh, detak jarum jam, bahkan keluar masuk nafas Anda sendiri. Jarum jam itu tetap berdetak pada siang hari tetapi tidak menjadi perhatian kita. Ia bahkan nampak tak terdengar dibanding suara motor lewat, suara TV, dan suara-suara lain yang memecah perhatian.
Jika ada polusi air, tanah, udara, juga ada polusi suara. Polusi suara adalah sebuah suara yang menjadi gangguan sehingga suara murni yang kita butuhkan, kita harapkan tidak terdengar dengan jelas.
Di dalam sebuah dialog, ada mulut dan telinga yang bekerja. Akan kacau jika di antara banyak mulut semua bekerja bebarengan. Ketika ada yang sedang berbicara, harus ada telinga yang bersedia dengan sabar menyimak. Jangan hanya mau didengar terus, di lain waktu kita juga harus mau dalam posisi mendengar.
Kegaduhan akan terjadi jika dari banyak orang banter-banteran bengok. Sebagaimana orang padon (bertengkar argumentasi) tidak ada subtansi yang ditangkap. Dari sana tidak ada pertukaran perasaan, pandangan, dan saling memahami, apalagi kemauan memahami pendapat dari sudut yang berbeda.
Tuhan menyukai keheningan. Karena dalam hening sesuatu yang murni itu tertangkap. Maka, salah satu waktu paling mujarab dalam berdoa adalah pada saat sepertiga malam. Saat yang lain lelap, kita berbisik-bisik kepada Allah SWT.
Dalam kondisi gaduh seperti sekarang ini, kita perlu tapa ing ngrame, bertapa penuh konsentrasi untuk menangkap suara murni dan abai terhadap polusi suara. Hingga kita temui kesejatian. Gambang Syafaat edisi November 2020 mencoba belajar tentang itu.
Saat ini kita dalam kondisi banter-banteran bengok itu. Melalui Facebook, Twitter, Youtube, Instagram, dan media sosial lain kita berteriak sekencang-kencangnya meminta perhatian. Kita berlomba-lomba menjadi viral bahkan terkadang dengan cara-cara yang nampak konyol.
Semuanya ngomong, bahkan berteriak-teriak keras, pakai buzzer segala biar suaranya tambah menggema. Padahal dalam berbicara (jika mau didengar) caranya tidak hanya berteriak. Justru orang muak mendengar orang berteriak terus, apa lagi ketika sampai di telinga. Kadang yang berbisik lirih justru mendapat perhatian lebih.