CakNun.com

Presiden Pemimpin Dunia

(45-45 Syarat Jadi Presiden RI)

Sampai hari ini yang dimaksud kemajuan adalah struktur bangunan fisik, pembangunan materiil, kemegahan kasat mata alias Ilmu Katon. Bukan Peradaban Manusia.

Maka yang dilihat pada manusia hanyalah bagian meteriilnya. Berdasarkan kulit luarnya, identitasnya, ormasnya, parpolnya, profesinya, pakaiannya, madzhabnya, kategorinya, box-nya, kotaknya, tempurungnya, topeng kemegahan jasadiyahnya.

Peradaban primitif dan dekaden seperti itu belum mengenal fenomena Semar yang gembrot tapi ternyata Insan Kamil. Gareng mata juling yang adalah filosof. Petruk yang berhidung panjang adalah ilmuwan, Bagong yang buruk muka adalah pujangga, budayawan dan pakar komunikasi.

Peradaban Indonesia Zaman Now menyangka Punakawan adalah badut. Nggak paham Punakawan, apalagi Panakawan.

Yang dibutuhkan oleh bangsa agung Nusantara Raya adalah Presiden yang menyimpan disain besar Cetak Biru Peradaban Manusia untuk besok pagi. Meninggalkan Peradaban Maniak Materi, Peradaban Budak Industri, Peradaban Kekuasaan Hewani hari ini.

Presiden Indonesia harus Pemimpin dunia.

(Mbah Nun bersama Masyarakat Maiyah)

Lainnya

Pemimpin-18

Pemimpin-18

Indonesia tak punya rencana untuk bubar, pada tahun atau abad berapapun. 

Maka yang dihayati dan dikerjakan oleh Kepala Negara Indonesia adalah bagaimana membangun kegembiraan dan kebahagiaan rakyat sampai anak cucu selama keabadian.

Tapi yang dibayar oleh rakyat untuk mengurusi Negara adalah Pemerintah per 5 tahun. Dan yang dilakukan oleh Kepala Pemerintahan Indonesia selama 5 tahun terutama adalah bagaimana bekerja demi supaya memerintah lagi 5 tahun berikutnya.

Jadinya tak sempat mikir Negara yang keperluannya “abadi”. De facto tidak ada Kepala Negara.

Pemimpin-19

Pemimpin-19

Di Indonesia Kepala Pemerintahan adalah Kepala Negara. Struktur berpikirnya rancu. Siapapun dia, diganti atau tidak: sistem kesadarannya disorganized. Susunan saraf di kepalanya semrawut dan kacau. Hatinya kumuh. Kiblat programnya tidak punya akurasi kerakyatan.

Akhirnya balik berfokus ke dirinya sendiri. Program utamanya adalah pencitraan, penipuan dan kriminalitas atas fakta. Profesinya pembenaran diri, bukan kebenaran faktual untuk rakyat.

Padahal jangkauan waktu Negara Indonesia adalah kekal. Masa kerja Pemerintah Indonesia adalah sejenak.

Yang sejenak harus mengacu pada yang kekal. Bukan yang kekal diperbudak oleh yang 5 tahun.