Kita yang maghdlub dianjurkan “Ibu Qur`an” untuk mengacu dan menghayati poros malik rahim: perjuangan otoritas dan cinta kasih sosial. Adapun kita yang dlaallin disarankan untuk mempedomani lajur rab-rahman: bahwa untuk mengasuh dan menyantuni zaman, diperlukan pendalaman atau internalisasi cinta kasih, yakni cinta yang tidak buta, cinta yang kawin dengan kebenaran, melalui ilmu. Itulah jalan pencerahan.
Lainnya

Dimensi Keadilan dalam Perspektif Pembangunan Sosial Budaya
Adil
Kata “adil” tidak bisa dijumpai dalam khasanah tradisi kebudayaan masyarakat kita, sekurang-kurangnya masyarakat Jawa tradisional yang “asli”; meskipun itu tidak otomatis berarti tak ada pula sebagai (fakta) nilai....
·Dibaca 10 menit
“M” FRUSTRASI
Setengah Abad Kemudian
·Dibaca 11 menit

Hutang-Hutang Kebudayaan
dari Masalah Idealisme dan Orientasi Kaum Muda
·Dibaca 12 menit

Kepala Kampung
·Dibaca 9 menit


Sekolah Dzikrul Qur`an, Bukan Hifdhul Qur`an
Pantas sekarang ini sekolah untuk kanak-kanak hingga remaja yang paling laris, marketable, digemari dikejar-kejar oleh para orangtua kaum muslimin di era sekarang antara lain adalah Sekolah Tahfidhul Qur`an atau Hifdhul Qur`an....
·Dibaca 4 menit
Anak-anakku yang Tercinta
·Dibaca 6 menit

Tikungan Iblis (Bagian 1/5)
·Dibaca 14 menit

Idulfitri: “Sungkem” ke Pangkuan “Ibu Quran”
·Dibaca 9 menit
