CakNun.com

Mencuri

Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 1 menit

Untuk mencuri, saya memerlukan tiga hal.

Pertama, sesuatu yang saya curi.

Kedua, saya memerlukan peluang waktu untuk melakukan pencurian.

Dan ketiga, saya membutuhkan suatu tempat untuk menyimpan sesuatu itu sesudah saya pindahkan dari tempatnya yang semula.

Jadi, dengan sekali mencuri, dosa atau kesalahan saya bertumpuk-tumpuk.

Sesuatu yang saya curi itu pasti bukan milik saya.

Waktu yang saya pakai untuk mencuri pun bukan milik saya. Dan seandainyapun pihak yang berhak atas waktu meminjamkannya kepada saya, maka pasti ia tidak mengizinkan waktu saya pakai untuk mencuri.

Lantas tempat yang saya gunakan untuk menyembunyikan barang curian itu jelas bukan milik saya pula. Sebab saya tidak pernah bisa menciptakan ruang, tanah, dunia atau apapun saja — sehingga bagaimana mungkin saya pernah benar-benar punya hak atas suatu tempat.

Belum lagi kalau saya hitung bahwa tangan, otak, mata, telinga, darah, tenaga — dan lain sebagainya — yang semua saya kerahkan untuk melakukan pencurian, ternyata juga sama sekali bukan milik saya.

Jadi, sekali mencuri, langsung saya dapatkan puluhan kesalahan, bahkan mungkin ribuan dosa.

Lainnya

Ilmu Orang Tua: Memilih yang Sejati dan Abadi

Ilmu Orang Tua: Memilih yang Sejati dan Abadi

Ilmu orang tua adalah pengetahuan akal dan kesadaran batin bahwa ia akan mati, dan itu bisa berlaku tidak 30 tahun yang akan datang, melainkan bisa juga besok pagi-pagi menjelang seseorang masuk kantor.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib

Topik