CakNun.com

Terima Kasih Om Gandhie

Binar Robbani
Waktu baca ± 2 menit

Minggu, 13 Oktober 2024 sekitar pukul empat sore Houston, Texas, waktu ketika saya ingat betul sedang excited sekali untuk pindah “rumah” di tempat saya merantau. Tiba-tiba ada panggilan masuk dari mas saya, yang itu sangat jarang terjadi, terlebih mengingat masih jam empat pagi di Indonesia. Ia mengabarkan bahwa Om Gandhie–panggilan dari kami untuk beliau–telah dipanggil oleh Sang Pencipta. Kaget, lemas, kaku, benar-benar tidak percaya dengan apa yang saya dengar. Reaksi kami sekeluarga pun sama, karena kami merupakan orang yang terciprat air dari luasnya danau kedermawanan dan kebaikan Om Gandhie.

Ayah dan Om Gandhie merupakan sahabat dekat seperjuangan penggiat Maiyah. Tak hanya sampai di situ, ayah sudah menganggap Om Gandhie sebagai saudaranya sendiri, begitupun kami anak-anaknya menganggap beliau seperti paman kandung kami.

Saya pertama kali bertemu Om Gandhie tahun 2014. Saat itu, dengan diantar ayah, kami berkunjung ke Bogor untuk mengikuti kompetisi matematika di kampus IPB. Om Gandhie benar-benar menjamu kami. Beliau menemani kami ke manapun kami pergi untuk memastikan semua baik-baik saja. Itulah yang selalu Om Gandhie lakukan kepada semua tamu-tamunya, ngopeni. Makan, minum, transportasi, tempat tinggal, beliau urus semuanya. Tidak hanya sekali saja, empat tahun kemudian saya merantau ke Bogor untuk melanjutkan studi dan selama enam tahun tidak ada yang berubah dari beliau. Sering kali jika ada waktu, beliau menyempatkan untuk datang menjenguk ke asrama, mengajak keluar untuk cari angin, karena beliau paham kalau saya jauh dari orang tua dan keluarga.

Hubungan kami mulai intens ketika saya memutuskan untuk melanjutkan studi di bidang IT. Beliau adalah satu-satunya orang yang saya kenal dan bisa ditanyai untuk hal tersebut. Saya ingat betapa senangnya beliau saat pertama kali saya ceritakan niat tersebut. Dengan penuh semangat, beliau mulai menjelaskan bagaimana dunia IT berjalan.

Totalitas dan perfeksionis adalah etos beliau ketika mengerjakan sesuatu, termasuk ketika membantu seseorang, tidak tanggung-tanggung. Ya Allah Om… pengen banget bisa gitu. Sedermawan sampean. Tak terhitung dukungan, arahan, wejangan, yang beliau berikan kepada saya hingga saya memutuskan untuk berangkat ke Amerika melanjutkan niat studi tersebut. Semua itu tidak cukup diceritakan di sini. Bahkan hingga saya sudah di Amerika, beberapa kali beliau masih kirim link-link modul untuk dipelajari. Itulah Om Gandhie. Termasuk chat terakhir kami.

Beliau merupakan orang yang tegas, profesional, dan sangat berpengalaman di bidangnya. Sempat beberapa bulan saya berkesempatan melihat dan belajar secara langsung di perusahaan tempat beliau bekerja. Luar biasa. Lebih hebatnya, beliau tidak pernah mau berhenti untuk belajar dan mengikuti tren, contohnya AI.

Selalu sedih jika teringat beliau sudah tidak ada, saya kehilangan seorang pembimbing. Tidak ada lagi tempat untuk saya bertanya, berdiskusi, sharing. Tidak ada lagi sosok yang tiba-tiba chat, “Coba kulik ini deh” dibarengi beberapa link dan sumber lainnya.

Ya Allah om, bahkan di masa-masa terakhirmu masih sempat chat Mas Jamal untuk ngunjungi aku. Aku aman kok Om, baik-baik aja di sini… om nggak perlu khawatir. Swargi langgeng kangge sampean Om. Kami akan selalu ingat dan selalu menjadi motivasi bagi saya.

Maafkan kami Om… Terima kasih. Atas nama keluarga kami, terlebih saya pribadi.

Houston, 26 Oktober 2024

Exit mobile version