CakNun.com

Doa untuk Indonesia Bersama KiaiKanjeng

Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang, Kamis, 25 Januari 2024, pukul 19.30

Ikatan Ahli dan Praktisi Smart City (APSC) dan Yayasan Komunal Kreatif Radius (YKKRadius) Malang akan menggelar acara Doa Untuk Indonesia Bersama KiaiKanjeng. Acara diselenggarakan di Graha Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang, Kamis, 25 Januari 2024, pukul 19.30. Sahabat Prayogi R. Saputra, salah satu penggiat Jamah Maiyah Malang, menuturkan latar belakang dan mukaddimah acara Berdoa Bersama ini, sebagai berikut di bawah ini.

***

Indonesia lahir dari benih kerajaan-kerajaan kecil yang ditaklukkan Belanda dan dipersatukan dalam satu pengelolaan koloni bernama Hindia Belanda. Tanah milik Belanda yang ada di lautan Hindia. Negeri yang subur dan kaya sumber alam. Tongkat pun, jika dilempar akan menjadi tanaman.

Pengelolaan Hindia Belanda dikepalai oleh seorang Gubernur Jenderal. Gubernur Jenderal itu tunduk pada Ratu Belanda. Tapi, Belanda juga memiliki parlemen. Belanda memang kerajaan, tapi Ratu tunduk pada konstitusi. Tanah Hindia Belanda itulah yang sekarang menjadi Republik Indonesia.

Gubernur Jenderal Belanda di Batavia menggunakan tangan para Bupati atau penguasa-penguasa daerah untuk melancarkan programnya. Program yang menguntungkan Belanda dan para Bupati serta perangkatnya, tapi membuat rakyat menderita.

Maka, wakil rakyat di parlemen Belanda mengusulkan program politik etis sebagai balas budi untuk rakyat Hindia Belanda. Mereka pun menyetujui. Maka, lahirlah orang-orang muda seperti Tjokroaminoto, Soekarno, Hatta, Semaun, Kartosuwirjo dan rekan segenerasinya.

Suka tidak suka, pusat Indonesia adalah Jawa. Kerajaan-kerajaan besar lahir di Jawa. Medang, Mataram kuno, Singhasari, Majapahit, Demak, dan Neo-Mataram. Tapi, diantara Kerajaan-kerajaan itu, hanya Medang dan Demak yang berusaha menempatkan aturan hukum sebagai pedoman bersama. Bukan sebaliknya, sabda raja yang dianggap sebagai hukum.

Majapahit meluaskan wilayahnya sampai ke Semenanjung Malaya di barat dan mencapai pulau burung di timur. Hampir setara dengan wilayah Hindia Belanda. Negeri yang luas. Memiliki lautan yang luas. Ikan berlimpah. Hutan Rimba. Sungai-sungai. Dan bahan tambang yang luar biasa. Tapi, rakyatnya miskin.

Jika saja kekayaan alam dan sumber daya manusia Indonesia dikelola dengan baik, lebih dari cukup untuk membuat semua rakyat Indonesia hidup sejahtera. Tidak harus semua orang kaya harta. Tapi, cukup. Dimana, setiap keluarga memiliki pekerjaan dan aset produksi. Harga pangan terjangkau. Sekolah anak dan kesehatan keluarga dijamin negara.

Hanya dalam hitungan hari, rakyat Indonesia akan memilih Presiden dan para wakilnya. Kita bermunajat agar Tuhan menata hati kita untuk menjatuhkan pilihan pada orang-orang berhati tulus yang dikehendaki Tuhan untuk memilih berpikir adil, tegak lurus pada hukum, dan meletakkan diri sebagai pelayan rakyat. Bukan meletakkan diri sebagai penguasa sebagaimana halnya di zaman Hindia Belanda.

Kita juga berdoa, semoga tumbuh orang-orang muda yang berani, tulus, dan mengutamakan rakyat di hati dan pikirannya. Seperti 100 tahun lalu.

Maka, setiap tangan rakyat Indonesia hendaknya menengadah, dengan sepenuh hati, memohon kepada Tuhan Yang Esa untuk kemakmuran Indonesia. Dan kita di Malang sebagai salah satunya.

2024 adalah ujian lagi bagi Bangsa Indonesia: Pemilu dan Pilpres. Rakyat Indonesia belum menuju cerdas. Pertengkaran dan permusuhan masih menjadi menu utama ketika perhelatan ini berlangsung. Suara dominan politisi mendorong rakyat mengikutinya. Dan rakyat ikut pertengkaran itu dan menikmatinya.

Sebagai kaum waras — kami hanya mengajak untuk sowan ke Allah. Menyampaikan salam ke Rasulullah. Agar Indonesia baik-baik saja. Rakyat Menang Semua Senang.

***

Mari hadir teman-teman semua dalam acara Doa untuk Indonesia Bersama KiaiKanjeng. Kita duduk bersama, khusyuk berdoa untuk Indonesia tercinta.

Lainnya

Neither Nor

Neither Nor

Dalam hidup yang penuh dengan pilihan-pilihan, kita dituntut untuk menentukan pilihan.

Exit mobile version