CakNun.com

Para Pasukan Gagah Perkasa dari Lima Gunung

Siang hari (23/9) menjelang pagelaran WaliRaja RajaWali di Tugu Pahlawan Surabaya, tim redaksi BangbangWetan berbincang santai dengan Pak Supadi Harianto di samping kolam renang hotel tempat seluruh tim teater Perdikan, komunitas Lima Gunung, dan KiaiKanjeng menginap. Berikut intisari perbincangan kami.

Kuda Lumping Komunitas Lima Gunung dalam pentas Teater WaliRaja RajaWali di Surabaya.
Foto: Adin (Dok. Progress)

Pak Padi, begitu beliau akrab disapa, adalah salah satu sesepuh komunitas Lima Gunung yang turut membersamai pagelaran WaliRaja RajaWali Surabaya. Beliau mewakili Mbah Tanto Mendut yang kebetulan ada kesibukan lain sehingga belum bisa turut serta ke Surabaya.

Sambil menghembuskan asap rokoknya, beliau mengaku sangat bahagia karena atas rekomendasi Mbah Tanto Mendut, komunitas Lima Gunung diberi ruang gerak berkolaborasi dengan Mbah Nun di dalam pementasan. “Mudah-mudahan dapat membentuk karakter dan mengisi ruang kosong audiens yang hadir,” tutur Pak Padi.

Pada pementasan WaliRaja RajaWali ini Mbah Nun butuh menggambarkan pemuda yang gagah perkasa khas Nusantara, maka untuk menjawab kebutuhan tersebut komunitas Lima Gunung akan membawakan tarian Kuda Lumping. Mbah Nun sendiri menyetujui dan memandang bahwa tarian itu pas dengan jalan cerita yang akan dimainkan.

Komunitas Lima Gunung sendiri sebenarnya tak punya banyak waktu. Mereka hanya berlatih kurang dari sebulan. Bahkan, hanya 3 kali melakukan latihan gabungan di Kadipiro. Tetapi karena para penari memang sudah punya modal tarian tersebut sebelumnya, maka terbatasnya waktu tidak menjadi kendala.

Dulur-dulur lain (Suroso, Darwadi, Prastiyo, Kadik, Andi, Daryono, Broyo, Budi, Santo, Yoto, dan Giyanto) dari komunitas Lima Gunung juga merasa sangat terkesan karena bisa berkolaborasi dengan teater Perdikan dan KiaiKanjeng. Menurut mereka, ada keakraban yang sangat khusus dan ada ruang srawung dengan pemain lain yang terlibat di pagelaran WaliRaja RajaWali.

Kuda Lumping Komunitas Lima Gunung dalam pentas Teater WaliRaja RajaWali di Surabaya.
Foto: Adin (Dok. Progress)

Pak Padi menginfokan pada kami bahwa Jumat (30/9) akan ada Festival Lima Gunung di Magelang. Beliau harus membagi waktu dan energi. Baik dalam keterlibatan di WaliRaja RajaWali maupun di Festival Lima Gunung.

Meskipun harus berbagi konsentrasi, tampak jelas totalitas komunitas Lima Gunung. Saat Gladi Resik (22/9), mereka tampil dengan penuh kesungguhan seolah-olah itu adalah pagelaran sesungguhnya. Menurut Pak Padi, “Ketika bersemangat pada Gladi Resik, akan terbawa pengaruhnya ke pementasan di hari-H. Secapek apapun akan tetap semangat.” (BangbangWetan/Amin Ungsaka dan Wahyoko Fajar)

Lainnya

Gladi Bersih Pementasan WaliRaja RajaWali

Gladi Bersih Pementasan WaliRaja RajaWali

Rombongan Teater Perdikan dan KiaiKanjeng sudah tiba di Jakarta dini hari tadi pagi (13/08/22). Setelah beristirahat secukupnya serta usai sarapan pagi, mereka bergegas menuju panggung spesial Kenduri Cinta, tepatnya di Plaza Teater Besar Taman Ismail Marzuki Jakarta Pusat untuk melakukan gladi bersih dipimpin langsung oleh Sutradara Jujuk Prabowo.

Malam nanti pementasan WaliRaja Rajawali digelar di hadapan masyarakat Maiyah Kenduri Cinta dan publik Jakarta secara terbuka mulai pukul 19.00 WIB.

Exit mobile version