CakNun.com

Keren, Usai Pementasan Rumput dan Taman Tugu Pahlawan Tetap Terjaga Bersih

Pagelaran teater Waliraja RajaWali oleh Teater Perdikan, KiaiKanjeng, dan Komunitas Lima Gunung telah terlaksana pada hari Jumat (23/6). Pada prinsipnya, pementasan harus dilakukan dengan tertib. Ketua panitia pementasan teater WaliRaja RajaWali Rachmad Trisetyo Arizky malam itu menghimbau dan mengajak teman-teman Jamaah Maiyah untuk menjaga taman tugu pahlawan dan tidak menerobos police line yang sudah terpasang.

Dok. Bangbang Wetan.

Rachmad Trisetyo Arizky sebelumnya telah berkoordinasi dengan pemerintah Kota Surabaya. Menyadari bahwa Tugu Pahlawan merupakan sarana publik yang harus dijaga, ketua panitia menekankan semua pihak untuk turut menjaga rumput agar tiďak rusak dan kotor. Hal ini selaras dengan harapan yang disampaikan Pemkot Surabaya.

Rachmad Trisetyo Arizky mengungkapkan panitia yang bertugas menjaga tanaman harus mengawal secara maksimal agar jamaah atau bahkan panitia sendiri bisa ikut menjaga rumput dan taman Tugu Pahlawan. Slamet selaku koordinator penjaga taman juga menambahkan semua jamaah harus masuk melalui pintu utama yang tersedia, tidak menerobos police line yang telah terpasang apalagi menginjak atau merusak tanaman.

Police line dan tempat sampah disebar dibeberapa titik. Police line samping lapangan menandakan Jamaah tidak boleh melompat di atas tanaman. Sedangkan bagian tengah lapangan menandakan jarak yang diperbolehkan untuk duduk dan menikmati pagelaran teater. Sedangkan untuk tempat sampah, panitia dibantu pengelola Tugu Pahlawan juga menyebar beberapa tempat sampah termasuk di area parkir, toilet, sekeliling lapangan, bagian belakang panggung, dan juga ruang-ruang yang digunakan untuk kegiatan kepanitiaan.

Dok. Bangbang Wetan.

Kendatipun Jamaah Maiyah telah teredukasi untuk dewasa dalam bermasyarakat, panitia tetap merasa perlu menyampaikan beberapa peraturan sebelum pementasan teater berlangsung. Alhamdulillah, selama acara berlangsung jamaah Maiyah dan siapapun penonton di Tugu Pahlawan malam itu tertib mengikuti aturan yang disepakati bersama. Hingga acara selesai tidak ada taman yang rusak maupun sampah berceceran. Sampah ditempatkan pada beberapa titik memudahkan panitia untuk membersihkan. Jamaah Maiyah juga turut membantu membersihkan area Tugu Pahlawan dengan memindahkan sampah-sampah yang tertinggal. (BangBang Wetan/ Imroah)

Lainnya

Penampilan Pencak Silat Garuda Sekar Kembali

Penampilan Pencak Silat Garuda Sekar Kembali

Antusiasme jamaah Pengajian Padhangmbulan pada Selasa, 14 Juli 2022, di desa Mentoro Sumobito Jombang, terlihat sejak usai shalat Isya’ berjamaah. Waktu belum menunjukkan pukul 20.00 WIB, jamaah yang didominasi anak-anak muda sudah memadati sisi depan panggung pengajian.

Usai Tadarus Al-Qur’an, Wirid Padhangmbulan, Maulan Siwallah dan Hasbunallah, Pencak Silat Garuda Sekar Kembali dari desa Brudu Sumobito Jombang menampilkan jurus-jurus pencak dan “duel” sabung. Tabuhan kendang mengiringi ketangkasan, kecekatan, kecepatan gerak yang ditampilkan cukup apik. Jamaah pun memberikan aplaus yang menggembirakan.

Penampilan Pencak Silat Garuda Sekar Putih selama empat puluh lima menit menawarkan suasana lebih segar. lalu dilanjutkan sinau bareng bersama Cak Dil, Cak Nas, dan Cak Yus. (Ahmad Saifullah Syahid/caknun.com)

Pahlawan Cinta Kita Semua

Pahlawan Cinta Kita Semua

Siang hari ini, Selasa 8 September 2020, selepas dhuhur, jenazah Bunda Cammana diberangkatkan menuju pemakaman dengan terlebih dahulu disemayamkan di Masjid Limboro untuk prosesi shalat jenazah dan pidato pemberangkatan.

Karena situasi, Mbah Nun dan bapak-bapak KiaiKanjeng dan teman-teman jamaah Maiyah di luar Mandar belum memungkinkan hadir ta’ziyah di sana. Sebagai gantinya, tadi malam di Rumah Maiyah Mbah Nun, KiaiKanjeng, Kyai Muzammil, dan Progress melaksanakan shalat jenazah ghaib, yasinan, tahlilan, dan refleksi hikmah Bunda Cammana.

Sementara itu, teman-teman Mandar berbaik hati mengirimkan foto-foto situasi di Rumah Bunda Cammana. Tampak karangan bunga dari Mbah Nun sekeluarga dan KiaiKanjeng. Teman-teman Mandar juga memprint out ucapan doa dari Mbah Nun yang kami siarkan di web ini. Tampak pula warga masyarakat hadir dan bantu-membantu di rumah Bunda Cammana. Mas Aslam beberapa kali mem-video call kami agar kami bisa melihat secara dekat suasana di dalam rumah Bunda Cammana.

Selain Mbah Nun dan KiaiKanjeng di Jogja, teman-teman Maiyah nusantara di tempat masing-masing juga menghaturkan doa untuk Bunda Cammana.

Setelah prosesi di Masjid Limboro, keranda jenazah Bunda Cammana segera dibawa ke pemakaman. Tampak dari video yang kami terima, pergerakan masyarakat yang memikul keranda jenazah Bunda Cammana berjalan begitu cepat. Sepanjang jalan utama Limboro tersebut terlihat padat oleh orang-orang atau masyarakat yang mengantarkan jenazah Bunda Cammana ke pemakaman.

Exit mobile version