CakNun.com

Kekasih, Dengar, Dengar

Cahaya Maha Cahaya: Kumpulan Sajak, 1991

Kekasih, dengar, dengar cemasku, sehabis puas mencapai, sehabis makan minum hari, sehabis senggama nyeri, sehabis mengaji, selalu tersisa sepi

Kekasih, beribu tahun meringkus ruang, mengembarai waktu, menguntiti ilmu, bersujud gemetar, memanggang diri di sepenuh rahasia

Selalu, kekasih, selalu saja akhirnya tersisa sepi di wilayah asing jiwaku, di tak terbatas semesta, sunyi hampa, menusuk-nusuk dari kedalaman sukma

Semacam derita yang kekal, derita yang kekal, kau pasang di urat-urat, sampai menggeletar, kau pendam di jantung, mengetuk, menghantam, menghunjam

Akan engkau jelaskankah sesekali, kekasih? Derita menghidupi kehidupan, derita yang senantiasa minta di sertakan, sunyi ucapan, gagu tindakan

Derita yang pendiam, bagai seonggok tubuh meringkuk di pojok sepi kamar batinku, derita menatapku tanpa berkedip, selamanya, kekasih, tanpa berkedip

1986

Lainnya

Lima Menit Saja, Lima Menit Saja

Lima Menit Saja, Lima Menit Saja

Lima menit saja, lima menit saja, istriku
Eluslah keningku
Agar aku sehat kembali
Dan menantang hitam putih hidup ini

43

43

3

3
51

51

Tuhanku
pikiran kami bagai samudera
nafsu kami ini gelombangnya
berderak, gemuruh, menelan apa saja....

96

96

64

64
Exit mobile version