CakNun.com

Tikungan Iblis (Bagian 5/5)

Pentas Kebahagiaan Dinasti
Yogyakarta, Indonesia, 2008-2009
Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 13 menit

Duabelas
KHOTBAH IBLIS

Smarabhumi tiba-tiba muncul dari suatu arah, dengan langkah musical yang sangat gagah, dengan pakaian kebesaran yang ia bikin berdasarkan watak orisinal dan kemerdekaan dirinya, bahkan peralatan Jabarala Makahala Hasarapala dan Hajarala ada padanya

Smarabhumi
Aku tidak mengerti ngomong apa saja kalian ini

Makhluk bumi bicara panjang lebar sampai langit, makhluk langit omong tak habis-habis sampai bumi

Tema kalian sama saja: Iblis Iblis Iblis Iblis Iblis…
Yang di langit teriak Iblis, yang di bumi memekik Iblis
Tapel-Tapel, manusia-manusia, berlagak Malaikat
Tuhan menghormati kesucian para Malaikat, dan berhati-hatilah manusia yang berlagak, bersikap dan berlaku sok Malaikat

Tertawa

Dari corong-corong kehidupan kalian selalu terdengar:
Iblis terkutuk! Terkutuklah Iblis!
Iblis laknat! Terlaknatlah Iblis!
Padahal kalian adalah pengikut-pengikut setia Iblis

Terbahak-bahak
Kemudian serius

He, dengar. Kalian adalah pengikut-pengikut Iblis
Padahal, padahal: Iblis sama sekali tidak butuh pengikut
Tidak butuh, tidak butuh, dan tidak butuh!
Iblis bukan tokoh yang tidak percaya diri sehingga menokoh-nokohkan dirinya, menawar-nawarkan wajahnya agar orang memilihnya

Gagah, menepuk-nepuk dadanya

Prawito
Di suatu titik panggung, menghadap ke penonton tapi sesungguhnya ia menghadap ke Tuhan
Berupacara dengan kerisnya, mengelusnya, mengeluarkannya dari warangka dan mengangkatnya tinggi-tinggi sambil membaca Syahadat
Setelah beberapa gerakan, ia membaca semacam mantra

Tan katon dening netraning jalmo
Jalmo katon cetho welo-welo
Dening paningaling Gusti Kang Moho Moho
La tudrikuhul abshor
Wa Huwa yudrikul abshor
Wa Huwal-lathiful khobir

Terdengar suara-suara, Prawito terkejut, sesekali agak ketakutan, kemudian muncul Smarabhumi di belakang Prawito

Smarabhumi
Tertawa dingin

Montro tembus paningal, putus pamrikso
Kasyful hijab… Kasyful Hijab…

Dengan mateg aji itu kalau Mbah Prawito mau ketemu langsung dengan Tuhan, tak bisa
Tapi kalau sekedar mau bertemu saya, bisa…

Prawito
Terkejut, tapi segera menguasai diri
Ini dik Iblis tho….?

Smarabhumi
Terkekeh-kekeh

Memang sebagai Iblis saya ini sudah ribuan abad tak pernah menjadi tua, sehingga Mbah Prawito layak memanggil saya “Dik”…
Sementara Mbah Prawito yang baru berusia 67 tahun cocoknya dipanggil “Mbah”. Awet tuwo….

Tertawa

Memang lucu kehidupan ini
“Waktu” ya lucu, “ruang” ya lucu
Tapi sebenarnya yang paling lucu itu manusia…

Prawito
Yang paling tidak lucu adalah kamu nyelonong-nyelonong ke pentas saya!

Smarabhumi
Aduh maaf Mbah Prawito, saya bermaksud baik

Di negeri njenengan itu pentas apapun tidak cocok. Misalnya pentas yang kritis: kritis kepada siapa, wong setiap orang layak dikritisi. Dan kalaupun sasaran kritik itu jelas, apa ada yang mendengarkan. Wong firman Tuhan saja dianggap sepi kok…

Prawito
Saya lebih tahu itu, saya kan manusia, kamu kan Cuma Iblis. Sehebat2nya Iblis kan tidak pernah mengalami jadi manusia

Smarabhumi
Jangan kethus dong Mas Prawito, saya ini sangat mencintai manusia: terutama karena keruwetan otaknya dan kecengengan hatinya

Prawito
Tak usah sinis kepada manusia. Ini saya bawa keris Kiai Tauhid lho

Smarabhumi
Lho apa saya anti-Tauhid? Saya mengalami kurun zaman yang jauh lebih panjang dibanding manusia untuk mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah

Prawito
Monggo itu bukan urusan saya. Fokus perhatian saya bukan Iblis, tapi kehidupan manusia, Negara saya, rakyat Negara saya, dan pementasan saya — dan saya tidak suka kamu ikut campur dalam pementasan saya!

Smarabhumi
Pentas Mbah prawito tidak akan jadi. Seandainya jadi pentaspun belum tentu bermakna atau tercapai missinya. Wong kalian ini bikin Negara juga nggak jadi-jadi, bikin demokrasi nggak jadi-jadi, pembangunan kalian makin lama makin bikin rakyat repot dan susah

Prawito
Pentas saya nggak jadi-jadi karena kamu nerombol-nerombol terus!

Smarabhumi
Keadaan Negara Mbah Prawito sekarang inipun akan semakin amburadul karena Tuhan tidak ikut campur. Kan Mbah Prawito sendiri yang berteriak: “Tuhaaan, intervensi dooong…!”

Tiba-tiba terdengar suara Majnunah dari sebuah sisi panggung, membawa berkas dan dibaca seperti orang berpidato

Majnunah
Satu dunia, satu orde
Satu dunia, satu Republik
Dunia dengan satu pemerintahan dan satu mata uang
Revolusi anti peradaban Agama, di mana para pemeluk Agama digiring untuk menjalankan cara beragama yang sesungguhnya menghancurkan Agama…

Prawito
Dia lagi! Itu anak buahmu ya Blis?

Smarabhumi
Ya kira-kira begitu: anak buah, staf, sekjen, jubir, terserah manusia menyebutnya….

Majnunah
Globalisasi! Alumbrados! Grand Scenario!
Revolusi Atheisme! Sekularisasi Theologia! Agama Anti-Agama!
Satu bangsa merasa mendapat hak dari Tuhan untuk memiliki dunia dan menguasai semua bangsa-bangsa yang lain!
Penghapusan rohani menjadi materi
Penghapusan nilai keluarga
Penghapusan patriotisme
Melalui pendidikan, media, organisasi-organisasi….

Prawito
Memotong

Apa itu!

Smarabhumi
Stafku sedang memaparkan di mana kehidupan manusia sedang berada saat ini

Majnunah
Drama Revolusi Industri, drama Kapitalisme dan Sosialisme
Drama Osamah bin Laden, drama Bom, drama Otonomi Daerah
Sebuah lakon besar yang diberlakukan di seluruh muka bumi, yang dulu membuat burung Garuda dikurung dalam sangkar….

Prawito
Kamu yang mengirimkan Sangkar Emprit ke aku, Iblis laknat!
Aku tidak terima! Ini penghinaan….

Prawito marah sebagaimana ketika pertama melihat Sangkar Emprit, berteriak-teriak, mengibas-ngibaskan kerisnya ke arah Smarabhumi, sampai akhirnya pingsan sendiri

Smarabhumi tertawa dan berpindah ke keremangan, Majnunah exit

Prawidi Prawikun Prawijo Prawikus datang menolong, mengangkut Prawito

Exit

Smarabhumi

Muncul kembali ke fokus

Kalian diadu-domba, dibikin bertengkar terus menerus

Pertama dengan cara merasukkan kuman-kuman ke dalam kepala dan dada kalian, bahkan di lidah, mata dan telinga kalian

Kedua dengan menciptakan Kerajaan Siluman yang menguasai seluruh perilaku manusia di bumi, dan itu hanya dimengerti oleh sangat sedikit manusia yang waspada

Dan sekarang ini : kalian dengan menempuh perjalanan menuju kehancuran
Percaya atau tidak, itu pilihan kalian masing-masing
Dan terpaksa harus kuungkapkan kepada kalian
Bahwa jika kehancuran terjadi pada peradaban ummat manusia
Pelaku utamanya bukan aku, bukan Iblis, melainkan: Dajjal!

Merendah

Terus terang aku menyesal kenapa dulu kuseret Adam dari sorga ke bumi
Mestinya kubiarkan manusia tinggal di sorga, merdeka dari hati yang jahat dan pertengkaran yang bodoh

Tiba-tiba melonjak suaranya

Sekarang begini jadinya!
Ya sudah. Aku ucapkan
“Selamat jegal menjegal
Selamat memfitnah
Selamat ngrasani
Selamat menyebar asumsi, asumsi, asumsi, dan mendasari segala penilaian dan keputusan kecil maupun besar dengan asumsi, asumsi, asumsi…”

Dulu aku bilang sama Tuhan: “Tuhan, beri aku tangguh waktu sejenak”
Dan sekarang, demi Tuhan, silahkan manusia menyimpulkan sendiri-sendiri:
Hidupnya makin tentram atau sumpeg
Makin maju atau sebenarnya mundur
Makin bermartabat, ataukah makin hina….

Merendah lagi

Dan aku, sehina-hinanya diriku, tapi sudah ribuan abad aku berusaha menjadi Iblis yang baik
Iblis yang teguh dengan dirinya
Iblis yang konsisten dan jujur dengan dirinya
Iblis yang tidak paranoid
Iblis tidak butuh mencalonkan dirinya menjadi apa-apa
Karena Iblis sudah sangat “diri”, dan sudah sangat “menjadi”
Iblis tidak kepencrut untuk berperan apapun selain yang Tuhan tentukan atasnya

Tiba-tiba menangis dan menghadap ke arah lain

Tuhan, Tuhan, perintahkan kepadaku
Untuk berhenti dari peran rahasia yang sangat menyakitkan ini…

Hampir tak tersisa sesuatu yang tidak dirusak oleh manusia
[Apa yang tidak dirusak oleh manusia]
Bumi, tanah, hutan, gunung, air, dan diri mereka sendiri
Pengobatan membuat jasad mereka sakit-sakitan
Iman membuat mereka terkurung dalam kesempitan

Dan untuk itu semua mereka menyalahkan aku ya Tuhan
Padahal aku sudah berhenti menjalankan tugas ini, sejak kekasih kita Muhammad Engkau panggil ke haribaanMu

Muhammad yang aku kagumi
Muhammad yang aku takjub kepadanya
Aku segan, aku menunduk, aku membungkuk di hadapannya
Muhammad yang sakti mandraguna
Tak tertandingi oleh Jabarala dan semua tokoh yang Engkau sucikan

Muhammad yang amat sangat lembut, yang menghuni luluh terdalam dari cintaMu

Mendadak bangkit dan gagah kembali

Dan sesudah beliau [Muhammad], tidak ada lagi yang bisa diandalkan
Tak ada lagi yang kusegani
Tak ada tandingan
Sehingga aku tidak perlu melakukan apa-apa lagi
Semua kerusakan di bumi tak memerlukan aku, sedikit nafsu manusia sudah cukup untuk pada suatu saat membuat bumi ini musnah

Dulu sebelum Muhammad lahir, kulaksanakan tugas itu:
Menghormati orang-orang ikhlas, sehingga tak kusentuh mereka

[Dulu sebelum Muhammad lahir, kulaksanakan tugas itu:
Menjunjung orang-orang ikhlas sehingga tak kusentuh mereka

Di luar itu, kukerjakan moralnya Tuhan: barang siapa memelihara penyakit di dalam jiwanya, maka kutambahi penyakit itu… kutambahi, kutambahi]

Tertawa cekikian berkepanjangan

Tapi kudoakan semoga kalian semua akan masuk sorga
Aku sendirian sajalah yang akan menghuni neraka
Aku sendirian. Kalian jangan. Kalian tak akan tahan di sana
Biar aku saja, biar aku muaikan tubuhku sampai sebesar neraka
Sehingga seluruh ruang dalam neraka penuh olehku tak tersisa secuilpun untuk siapapun selain aku
Tenanglah kalian, Neraka adalah sahabat karibku
Karena kami sama-sama diciptakan dari api….

Beralih nada secara ekstrim

He manusia! Telitilah di kampus-kampus kesombongan kalian

Berapa persen perbuatan buruk yang bersumber dariku, dan berapa persen yang berasal dari diri kalian sendiri

Mulai hari ini berhenti menghina Tuhan
Berhenti mempersaingkanku dengan Tuhan
Stop kebodohan yang menyangka di sana ada Tuhan dengan struktur kekuasaanNya, dan di sini ada Iblis dengan susunan kekuatannya

Tidak, bodoh! Tidak

Iblis 100% berada di dalam dan di bawah susunan kekuasaan Tuhan!

[Kalian ummat manusia yang cintaku kepada kalian hanya bisa dikalahkan oleh takjubku kepada Tuhan dan kagumku kepada Muhammad

Kumohon mulai hari ini berhentilah menghina Tuhan

Berhentilah mempersaingkanku dengan Tuhan

Jangan teruskan menyangka aku memiliki susunan kekuatan dan kekuasaan yang menandingi Tuhan

Aku, Iblis, 100% berada di dalam dan di bawah susunan kekuasaan Tuhan!]

He Tapel-Tapel manusia dan manusia-manusia Tapel!

Kalau memang Iblis memang jahat, kenapa para Malaikat tak pernah menghalangi langkah-langkahnya? Kenapa tak pernah terjadi perselisihan atau pertarungan antara Iblis dengan Malaikat?

Marah

He Emprit-emprit Garuda dan Garuda-Garuda Emprit!

Kalau kalian sebut Setan, mulai hari ini jangan kait-kaitkan dengan Iblis

Aku, Iblis, bukan temannya Setan, bukan Mbahnya Setan, tidak segolongan, tidak separtai dan tidak seiman dengan Setan

Jangan lagi menerus-neruskan kedunguan untuk mencampur-adukkan atau menyamakan Iblis dengan Setan. Iblis adalah makhluk pemula yang diciptakan Tuhan sebelum para Malaikat yang lain, sementara Setan adalah gelombang dan komposisi kekuatan yang berasal dari hembusan nafsu diri manusia sendiri

Tiba-tiba seperti tergetar, setengah in-trance, menggeram, sesekali berteriak, sesekali memekik dan merobek-robek pakaiannya – tapi tetap dalam kegagahan

Sedih dan mendalam lagi

Inniii akhooofulloooh!
Inniii akhooofulloooh!

Sesungguhnya aku ini takut kepada Allah
Takuuuut kepada Allah
Takuuuut takuuuut takuuut kepada Allah

[Inniii akhooofulloooh!
Inniii akhooofulloooh!

Sesungguhnya aku ini takut kepada Allah
Takuuuut kepada Allah
Takuuuut takuuuut takuuut kepada Allah

Ayo semua yang ingin selamat ikuti jalanku, masuk ke golonganku, mendaftar di partai besarku: Partai Takut kepada Allah!

Musik Jalan Iblis menghentak
Smarabhumi berlalu
Ruangan black out
Ibu menuntun kedua anaknya
Bernyanyi sunyi]

Kadipiro 24 Juni 2008

Lainnya

Tikungan Iblis (Bagian 1/5)

Tikungan Iblis (Bagian 1/5)

Dulu kita bertanya kepada Tuhan: kenapa Engkau ciptakan manusia, yang toh pasti akan merusak bumi dan suka menumpahkan darah.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Exit mobile version