CakNun.com

Membersihkan dengan Air yang Mengalir

dr. Eddy Supriyadi, SpA(K), Ph.D.
Waktu baca ± 2 menit
Image by Manuel Darío Fuentes Hernández from Pixabay

Salah satu syarat sah shalat adalah dengan berwudlu. Secara fisik berwudlu mempunyai banyak manfaat ditinjau dari ilmu kesehatan. Esensi berwudlu secara fisik adalah membersihkan diri. Lebih spesifik lagi adalah mensucikan diri. Suci secara lahir dan suci secara batin. Secara lahir, berwudlu adalah membasuh sebagian anggota tubuh tertentu dengan cara tertentu pula.

Pada era pandemi saat ini ‘membasuh’ (mencuci) tangan menjadi salah satu hal yang ‘wajib’ dikerjakan dalam upaya mencegah masuknya jasad renik baik bakteri maupun virus untuk masuk ke dalam tubuh. Bahkan WHO pun giat mengkampanyekan gerakan cuci tangan ini sebagai upaya untuk mencegah infeksi dan penyebaran penyakit menular. Menurut badan kesehatan dunia itu yang dibasuh hanya (telapak) tangan. Termasuk punggung tangan.

Di dalam wudlu, yang dibersihkan bukan hanya (telapak) tangan saja, tetapi tangan dan lengan bawah sampai siku, kepala, hidung, mulut dan kaki, sampai dengan batas mata kaki. Pasti akan lebih ampuh ditilik dari sisi kebersihan/kesuciannya.

Saya teringat pada waktu ‘nyantrik’ di sebuah Rumah Sakit yang khusus mengelola penyakit kanker anak di kota Memphis Amerika Serikat. Saya berkesempatan bertemu dan berdiskusi dengan dr. Miguela Caniza, seorang ahli penyakit infeksi. Kenapa ‘infection control’ itu penting? Karena mayoritas penderita kanker yang mendapat kemoterapi sangat besar dan sangat mungkin untuk terkena infeksi. Nah dalam diskusi ini saya memperoleh banyak masukan yang bisa diimplementasikan di tempat kita.

Dr. Caniza bercerita sambil menunjukkan jurnal yang meneliti bahwa kejadian infeksi di Rumah Sakit pada penderita kanker anak bisa ditekan sampai 80% hanya dengan mencuci tangan. Kejadian penelitian tersebut pada sebuah negara berkembang di Amerika latin. Sebuah tempat yang mirip dengan negara kita. Lebih lanjut dr. Caniza menyebut bagaimana cara mencuci tangan. Lebih spesifik lagi mencuci pada air yang mengalir. Bukan mencuci tangan dengan alkohol, bukan pula dengan antiseptik. Cukup mencuci tangan dengan air yang mengalir. Nah!

Di sini saya langsung ingat pada wudlu yang kita lakukan minimal lima kali dalam sehari. Diawali dengan niat, kemudian membasuh dan membersihkan tangan, telapak tangan, punggung tangan, sela sela jari, ujung kuku dan kemudian berkumur dan membasuh muka.

Manfaat cuci tangan saja sudah bisa menekan kejadian infeksi sampai 80%! Apalagi kalau ditambah dengan membasuh muka, telinga, hidung dan lainnya. Amboi betapa higienisnya ajaran ini. Tidak sekadar membicarakan boleh atau tidak boleh, haram atau halal, sorga atau neraka, dan sederettan kondisi antagonis yang lain yang seringkali muncul di sekitar kita. Bahkan dalam QS. Al-Anfal ayat 11 Allah menyatakan: “(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu).”

Di sini fungsi air (hujan) mengandung pembersihan dari dimensi yang lain. Gangguan setan akan dihilangkan dengan guyuran air hujan. Ah, saya jadi berpikir, kenapa harus kita larang anak-anak kita untuk mandi air hujan?

Dan di dalam QS. Al-Baqarah ayat 222 disebutkan: “…Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”

Lainnya

Jalan Baru Ekonomi Kerakyatan

Jalan Baru Ekonomi Kerakyatan

Rakyat kecil kebagian remah kemakmuran berupa upah buruh murah, dan negara kebagian remah kemakmuran berupa pajak.

Nahdlatul Muhammadiyyin
NM
Exit mobile version