CakNun.com

Iblas Iblis Iblas Iblis

Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 1 menit

Secara internasional kehidupan ummat manusia, di era tradisional maupun modern sekarang ini, sangat mengenal Iblis, dengan berbagai macam sebutan sesuai dengan sejarah budaya yang berjenis-jenis. Iblis dikenal juga sebagai Mormo, Ghoul, Astharot, Beelzebuub, Azazio, Bahemoth, Mammon, Belphegor, Leviathan, Asmodeus, Abaddon, Lucifer. Di dalam tradisi masyarakat Jawa disebut Idajil.

Iblis adalah nama yang diambil dari kehidupan yang bersangkutan. Ia adalah Kanzul Jannah, bendaharawan sorga, ketika beribu-ribu tahun ia menjadi pemuka para Malaikat mengabdi kepada Allah, bahkan lebih seribu tahun tinggal di Bumi. Namun begitu ia menolak diperintah oleh Allah untuk bersujud kepada Adam, ia menjadi Iblis. Wajahnya yang rupawan dan bercahaya, diubah Tuhan menjadi sangat buruk dan mengerikan. Juga wataknya, perilaku keyakinannya, nasibnya. Iblis berasal dari kata kerja “ablasa”, mashdar-nya Iblas, subjeknya Iblis, yang berarti kesedihan dan keputusasaan yang amat sangat. Kalau kasih nasihat kepada anak-anak bisa pakai idiom itu: “Kamu itu mbok jangan iblas iblis iblas iblis melulu”. Rasulullah Muhammad menyebutnya Ibnu Murrah. Maknanya sama: keputusasaan abadi karena salah mendasar dalam mengambil keputusan atas kehidupannya. Kaum Muslimin utamanya para Ulama merumuskan Iblis sebagai Almathrud min rahmatillah, makhluk yang diusir dari rahmat Allah.

Iblis berkata kepada Kanjeng Nabi: “Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu berasal dariku. Akulah orang yang pertama kali berbohong. Barangsiapa berbohong, dia adalah temanku, dan barangsiapa berbohong kepada Allah, atau melakukan sumpah palsu, dia adalah kekasihku”.

Kita hidup di suatu Negara dengan berkali-kali mengalami Pemerintahan Iblis, yakni dengan “kelaziman” sumpah palsu para Pejabatnya. Sumpah palsu sudah lumrah dan fakta segala zaman, segala era, segala periode Pemerintahan. Iblis, Iblas, perilaku Ablasa adalah kenyataan sehari-hari bangsa kita. Sedemikian rupa sehingga bangsa ini tidak lagi memiliki daya tahan dan strategi antisipasi apapun terhadap tradisi Iblis.

Lainnya

Belum Aqil Baligh

Belum Aqil Baligh

Media-media ribut soal hak anak. Ada situasi yang membuat anak-anak kehilangan hak bermain, hak asuh, hak Pendidikan dll gara-gara pandemi Covid-19 ini.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Exit mobile version