CakNun.com

Manusia Bersandiwara, 4

Toto Rahardjo
Waktu baca ± 1 menit

Manusia boleh berbangga dengan ilmu pengetahuan yang lahir, tumbuh, dan berkembang hingga saat ini.

Namun patut dipertanyakan, apakah ilmu pengetahuan yang manusia gunakan selama ini sudah ditempatkan sesuai pada tempatnya? Pestisida, senjata, nuklir, hingga rekayasa genetika apakah merupakan jawaban dari tumpukan problema manusia dan alamnya? Seberapa banyak lagi penemuan yang sangat tidak faedah bagi kelangsungan hidup manusia dan alam?

Ilmu pengetahuan tidak bisa memberikan jawaban. Sekali lagi, ilmu pengetahuan akan mewujud sebagaimana kehendak tangan yang memegangnya.

Perkembangan zaman yang kian cepat berkat ilmu pengetahuan kini dianggap sebagai sebuah kemajuan. Berkat ilmu pengetahuan manusia hidup dengan ‘lebih baik’, dari kehidupan tradisional nan primitif menjadi modern dan maju. Manusia yang hidup di daerah pedalaman, wilayah selatan, negara dunia ketiga, haruslah mengikuti cara hidup modern sebagaimana orang Barat hidup.

Kehidupan yang maju nan mudah, dan itulah hidup yang semestinya (kata mereka). Inilah yang bisa kita sebut sebagai kacamata kolonial, yang menganggap kehidupan tradisional adalah kehidupan yang primitif, tertinggal, miskin, dan perlu diubah agar kehidupannya lebih baik.

Ilmu pengetahuan juga yang berkontribusi bagi orang-orang Barat yang menginjakkan kaki di tanah-tanah perawan untuk mendakwahkan apa yang mereka yakini tentang kehidupan.

Toto Rahardjo
Pendiri Komunitas KiaiKanjeng, Pendiri Akademi Kebudayaan Yogyakarta. Bersama Ibu Wahya, istrinya, mendirikan dan sekaligus mengelola Laboratorium Pendidikan Dasar “Sanggar Anak Alam” di Nitiprayan, Yogyakarta
Bagikan:

Lainnya

Manusia Bersandiwara, 3

Manusia Bersandiwara, 3

Kemajuan zaman tidak lepas kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang sejak awal kemunculannya banyak berkontribusi.

Toto Rahardjo
Toto Rahardjo
Exit mobile version