CakNun.com

Pemimpin-61

Kaum elite dan kelas menengah Indonesia selalu hiruk pikuk dengan kesibukan Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif.

Mereka pikir Trias Politika itu wadah dan skalanya adalah Negara. 

Padahal itu sekadar pembagian tugas di antara para pembantu rumah tangga, yang disebut Pemerintah.

Begitulah kalau kaum cendekiawannya menyembunyikan kepada rakyatnya perbedaan dan pemilahan antara Negara dan Pemerintah.

Lainnya

Pemimpin-42

Pemimpin-42

Dibanding aku yang hampir seabad hidup tanpa identitas dan reputasi, masih mending para pelaku Peradaban abad 14-21 yang bagaikan Enthok Enthing.

Yakni kepala besar, badan kecil.

Materi raksasa, rohani cebol.

Manusia merendahkan derajatnya dari makhluk ruhiyah menjadi maddiyah.

Kemegahan kasat mata memuai, kemuliaan nilai ahsanu taqwim membonsai.

Di pojokan ruang sempit itu terdapat tempurung. Di dalam tempurung itu Demokrasi memperdebatkan siapa cocoknya yang Presiden.

Namun itu semua jelas dinamika dan riuh rendahnya. Dibanding aku yang badan dan kepalapun tak benar-benar punya.

Pemimpin-71

Pemimpin-71

Aku menantikan para Sarjana Utama atau kaum Ilmuwan siapapun untuk serius melakukan penelitian atas semua dan masing-masing Presiden Indonesia sejak bangsa ini mendirikan Negara.

Meneliti objektif, jujur, apa adanya, tanpa kepentingan apapun kecuali pencarian kebenaran sejarah yang sejernih-jernihnya.

Seluruh aspeknya, sejarah kepemimpinannya, keluarganya, pribadinya dan apapun saja serta yang terkait dengan segala sesuatu yang diperlukan oleh keselamatan bangsa Indonesia.

Nanti ketika dibukukan, boleh diedit, dipilah mana yang perlu dituturkan dan mana yang tak perlu diketahui oleh publik. Misalnya dengan konsep filosofi dan budaya ”mikul dhuwur mendhem jero”.

Supaya bangsa ini bukan hanya bisa memulai kembali belajar memilih pemimpin Nasional. Tapi juga belajar memerdekakan diri dari klenik, mitologi, dan cinta babi buta, yang semakin tidak belajar semakin akan membunuh bangsa ke depan.

Exit mobile version