CakNun.com

Bibit Ilmu untuk Generasi Maiyah Padhangmbulan

Liputan Singkat Majelis Ilmu Maiyah Padhangmbulan, 28 Juni 2018
Redaksi
Waktu baca ± 2 menit
Foto: Hariadi

Dari bumi Mentoro Sumobito, bisa saya laporkan: malam ini berlangsung Majelis Ilmu Padhangmbulan. Lagu Baina Katifaihi mengiringi jamaah yang mulai datang mengalir, mengisi setiap ruang lesehan.

Layar LCD berukuran besar terpasang di samping kanan panggung. Rencananya, video lagu Padhangmbulan ciptaan Franky Sahilatua yang liriknya ditulis Mbah Nun akan ditayangkan.

Malam ini langit menampillan purnama yang sempurna. Cahayanya menyala bulat, memantulkan kasih sayang. Hidayah dan rembulan menghadirkan Tuhan.

Foto: Hariadi

Nuansa bulan Syawal masih terasa. Saling bersalaman: kosong-kosong. Maksudnya, kita melebur kesalahan sehingga kembali nol-nol.

Beberapa penampilan dari ibu-ibu jamaah Halimatus Sa’ diyah mengisi awal acara dengan lantunan shalawat. Dilanjutkan oleh penampilan musik dari Sanggar Seni Failow.

Lantunan Ilahi Lastu mengalir dan dirangkai dengan lirik Tombo Ati.

Foto: Hariadi

Demikianlah, pengajian Padhangmbulan menjadi semesta di mana bibit-bibit ilmu bertebaran. “Kita bersama-sama ngasak ilmu supaya batin dan pikiran meluas, tidak sempit linier,” ungkap Cak Nas.

Generasi Maiyah, saya tunggu kalian semua di sini. Mumpung Padhang Rembulane, Mumpung Jembar Kalangane. (Ahmad Saifullah Syahid)

Lainnya

Kenduri Cinta: 25 Tahun dan Terus Berjalan

Kenduri Cinta: 25 Tahun dan Terus Berjalan

DUA PULUH LIMA tahun adalah waktu yang tidak sebentar. Dalam perhitungan manusia, usia itu biasa disebut sebagai titik awal kedewasaan—masa di mana seseorang mulai menentukan arah hidupnya.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta
Exit mobile version