CakNun.com

Sekelompok Orang

Cahaya Maha Cahaya: Kumpulan Sajak, 1991
Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 1 menit

Sekelompok orang, lelaki perempuan, tua muda, bahkan beberapa kanak-kanak di antara mereka, duduk di pojok pasar

Beberapa orang mengelupas kulit tangan atau kaki mereka, beberapa lainnya mengelupas kulit punggung rekan-rekannya, sambil dikelupas pula kulit mereka oleh rekan-rekannya

Pekerjaan itu mereka lakukan dengan amat lembut dan hati-hati, supaya diperoleh lembaran-lembaran kulit yang selebar mungkin dan tak sobek

Beberapa orang lain merangkai, menyambung-nyambung dan menjahit atau merajut lembaran-lembaran kulit itu menjadi hiasan rumah tangga, taplak meja, korden baju atau sapu tangan

Darah yang keluar dari tubuh mereka saat kulitnya dikelupas, mereka oleskan untuk memperkuat rajutan atau untuk memberi pewarnaan yang merangsang

Ada kalanya, buat keperluan tertentu, umpamanya agar pundak sebuah jas menjadi tebal sehingga pemakainya nanti tampak lebih gagah, mereka lapisi bagian itu dengan beberapa lapis daging yang mereka iris dari tubuh mereka

Orang-orang dari berbagai kota, termasuk para turis dari luar negeri, amat menyukai jenis kerajinan itu, apalagi mereka bisa membelinya dengan harga yang cukup murah

Dan barangkali karena sudah menjadi kebiasaan, tubuh sekalian orang yang dikelupas kulitnya dan dihisap darahnya itu selalu dalam waktu cepat memperoleh kembali kulit dan darah baru yang segar

Aku memandang mereka dengan perasaan yang tolol dan tak jelas bunyinya, namun kuketahui wajah orang-orang itu sedemikian polosnya, tidak tampak putus asa meskipun juga tak kelihatan bahagia

Yang aku selalu gagal ialah menghitung jumlah mereka, terkadang tampak cuma beberapa puluh saja, tapi di saat lain sering aku menyaksikan mereka itu berpuluh-puluh juta banyaknya

1985.

Lainnya

Menghisap Klembak Menyan

Menghisap Klembak Menyan *)

Tapi nanti dulu, Rama!
Gamelan itu memang gandhes
Tapi musik kami ini rock ’n roll
Lha wong kami ini modern

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib

57

57
Exit mobile version