CakNun.com

Lima Menit Saja, Lima Menit Saja

Dari kumpulan puisi Sajak-Sajak Sepanjang Jalan

Lima menit saja, lima menit saja, istriku
Duduklah engkau di ranjang ini
Aku ingin berbaring di pangkuanmu
Membaringkan jiwaku

Sejak kecil Bapakku pergi
Dan Ibuku selalu jauh dariku
Sedang di antara kawan-kawan
Aku ditakdirkan menjadi Ibu

Kini aku sangat letih
Sebuah batu besar bagai terus menindih
Batinku koyak-moyak
Oleh hidup yang menghimpit dan mendesak

Lima menit saja, lima menit saja, istriku
Eluslah keningku
Agar aku sehat kembali
Dan menantang hitam putih hidup ini

Surabaya 77

Lainnya

40

40

Tuhanku
aku takut Kau tinggalkan
sendiri di kamar ini.
jika Kau pergi
tak hilang bayang di mataku
jika Kau berlalu
jikapun padam lampu-lampu
makin mendesak ke Kekasihku
makin tenggelam kalbu.
Tuhanku
jangan pergi
aku takut diganggu
sunyi
oleh bunyi napasku sendiri.
Kekasih,
tentukanlah nasibku
aku takut menempatkan diri
takut duduk, takut berdiri
ngeri memijak lantai
Kekasih
Kekasih
genggamlah aku
takut aku bersentuhan
dengan siang
maupun malam.

7

7

Tuhanku
kupercayakan diri
pada hati
kusiagakan kehidupan
pada getaran.
adapun kegagahan pikir
hanyalah kurnia terakhir
yang paling ringkih
dari segala zikir
Tuhanku
di bilikku ini
di atas tikar kuyu
sambil memandangi rak kayu
buku-buku
bangunan peradaban kelabu
habis berlaga di matahari yang nipu
kubaringkan pikirku
kutegakkan hati
mencuci
di tangan-Mu.

Exit mobile version