Syukur Aku Manusia (Jepara)
ADEGAN IMPROVISASI
MBAH GEOL
Gandengan tangan. Rangkulan.
Difoto bareng kene. Lebokke TikTok
BUYUT IRODAT
Sinau syukur itu perbuatan sangat utama dan mulia.
Jepara Sinau Bareng. Belum tentu daerah-daerah lain penduduknya nglumpuk Sinau Syukur. Apalagi Jakarta, hampir mustahil bikin acara kumpul Sinau Bareng seperti Jepara.
DONI KEPADA SATRIYO KUNTHUNG
Mas, Mas….
Kok Mas. Ki Ageng….
SATRIYO KUNTHUNG
Ya, ada apa Guys?
DONI
Di kalangan masyarakat Jin apa ya ada acara Maiyahan Sinau Syukur?
SATRIYO KUNTHUNG
Lho malam ini masyarakat manusia dan Jin Sinau Bareng di Jepara. Temanya Sinau Syukur.
Para Jin sudah sejak siang tadi memenuhi lapangan tempat acara. Bahkan banyak yang jajan dan beli-beli di warung-warung yang berderet Panjang itu.
IMAM
We la berarti tadi saya jajan bareng Jin-jin tho
SATRIYO KUNTHUNG
Sebelum jamaah manusia datang, kaum Jin sudah berbaris di lapangan di depan panggung. Tapi mereka tetap tidak mau menampakkan diri, sehingga Jamaah manusia yang datang tahunya lapangan masih kosong. Para Jin itu duduk di sela-sela setiap Jamaah.
IMAM
We la. Jadi lapangan ini penuh Jin?
SATRIYO KUNTHUNG
Tapi kan tidak kelihatan. Minimal mata manusia tidak bisa melihatnya.
Hal seperti itu mudah bagi makhluk Jin.
Makanya saya malah bersyukur tidak ditakdirkan menjadi manusia. Kami gembira dijadikan Jin oleh Tuhan.
Pertama, di Negeri Jin tidak ada kenaikan harga BBM. Tidak ada pandemi Covid-19 atau wabah-wabah lainnya.
Negeri Jin tidak perlu Pemilu, PIlpres atau PilBup.
Dunia Jin sangat kaya raya dan ragam wujudnya. Tidak seperti manusia yang gitu gituuuu saja. Manusia itu bentuknya sama semua. Meskipun ada perbedaan-perbedaan kecil, tapi rata-rata wujud manusia kan sama saja.
Kepalanya ya gitu. Tangannya, kakinya, badannya, sampai hidung dan bibirnya, gituuuu semua.
Kalau Jin itu mcam-macam. Ada yang kepalanya besar seukuran gunung anakan. Ada yang lehernya panjaaaaang seperti Naga. Ada yang kakinya pendek tapi tangannya beratus-ratus meter….
DONI
Ada yang lambene njebèr sakembèr?
Ada yang susunya sebesar bedug?
IMPROVISASI
MBAH GEOL
Waa lha bocah-bocah iki ora Sinau Syukur. Malah Sinau Saru!
IMAM
Nyuwun ngapunten Mbah. Namung guyon.
Mohon pangestu dan bimbingan Buyut Irodat dan Mbah Geol
Tadi kan kami menyimpulkan bahwa kami ini bersyukur telah ditakdirkan oleh Allah menjadi manusia. Tidak dijadikan Kadal, Tekek, Munyuk atau Orang utan. Termasuk bersyukur tidak dijadikan Jin, apalagi Setan atau Iblis
BUYUT IRODAT
Sudah. Jangan diulang-ulang terus soal itu. Kalimat itu menyakiti hati Macan Guguh saudara kita.
MBAH GEOL
Innamaul mu`minuna ikhwah. Sesama kaum beriman itu bersaudara. Baik manusia maupun JIn. Semua bersaudara.
IMAM DONI IMPROVISASI SIKAP KE SATRIYO KUNTHUNG
IMAM
Kami bersyukur atas segala hal
Segala hal yang Allah anugerahkan kepada kami
Semua rahmat, nikmat, barokah dan apa saja dari Allah
Baik yang berkaitan dengan alam, kehidupan dan dengan diri kami sendiri
Dari hal-hal yang besar hingga hal-hal yang kecil
Dari hal-hal yang mendasar hingga yang kelihatannya remeh
BUYUT IRODAT
Syukur itu gandengannya dengan Dzikir.
Dzikir itu gandengannya dengan Taqwa
Kalian senantiasa waspada untuk selalu ingat
Melihat apapun saja, mendengar apapun saja, mengalami apapun saja
Berjuang untuk tidak pernah lalai atau senantiasa waspada untuk ingat bahwa semua itu terkait dan berasal dari Allah
DONI
Persis ya seperti itu yang saya maksud
Kata-kata dalam hati saya mirip-mirip dengan semua yang Buyut irodat ungkapkan barusan
BUYUT IRODAT
Ada empat jenis manusia.
Yang pertama manusia kultural. Ia memerlukan proses-proses budaya untuk sampai ke kesadaran untuk bersyukur
Yang kedua manusia radikal. Ia memerlukan terbentur peristiwa-peristiwa yang radikal untuk bersyukur
Yang ketiga manusia timbangan, ia harus lama menimbang-nimbang suatu keadaan untuk akhirnya bersyukur
Yang keempat manusia jumbuh. Mengalami apa saja, melihat dan mendengar apa saja, ia langsung bersyukur
IMAM DONI
IMAM
Saya jenis yang terakhir itu, Buyut Irodat
DONI
Itu saya
IMAM
Saya!
DONI
Saya!
IMAM
Saya!
MBAH GEOL
Kalian itu jenis manusia yang kelima
IMAM
Yang gimana yang kelima itu Mbah?
MBAH GEOL
Manusia aku. Kerjanya ngaku-aku….
MUSIK KK “ALHAMDULILLAH”
END