CakNun.com

Selamat Jalan Bunda Cammana

Toto Rahardjo
Waktu baca ± 1 menit

Saya tiga kali jumpa Bunda Cammana. Satu kali ketika Bunda di Jogja dan dua kali saya berkunjung di kediaman Bunda di Limboro Mandar Sulawesi Barat.

Tiga kali berjumpa Bunda hampir tidak bergeser kesan yang kuat dari benak saya. Wajah yang tulus, bening — apalagi kalau sudah memukul terbang sambil bershalawat yang sangat menggetarkan itu.

Bunda tidak banyak berkata-kata, namun getaran jiwanya yang sejuk selalu tersambung kepada siapa saja yang bertemu bertatap muka. Pelajaran hidup yang kami terima dari Bunda justru bukan dari petuah kata-katanya, namun dari cahaya yang terpancar dari sanubarinya.

Jika kami semua memanggil “Bunda” itu bukan sekadar lipstik, memang sudah tepat, patut dan selayaknya, memang Bunda untuk kami semua, terutama Orang-orang Maiyah Nusantara, dan kami akan mengenang selamanya.

Toto Rahardjo
Pendiri Komunitas KiaiKanjeng, Pendiri Akademi Kebudayaan Yogyakarta. Bersama Ibu Wahya, istrinya, mendirikan dan sekaligus mengelola Laboratorium Pendidikan Dasar “Sanggar Anak Alam” di Nitiprayan, Yogyakarta
Bagikan:

Lainnya

Sedulur Tani

Sedulur Tani

Pada zaman yang lalu jika usai panen, sedulur tani dapat membeli sekian gram emas, namun sekarang justru tak ada segram pun emas yang mampu dibeli — sebaliknya malah emas yang ada justru tergadaikan untuk membeli benih, pupuk, dan pestisida.

Toto Rahardjo
Toto Rahardjo
Exit mobile version