CakNun.com

Peradaban Madinah

Toto Rahardjo
Waktu baca ± 1 menit

Orang Islam saat ini, sepanjang zaman, hanya berhenti di “Mekkah” saja. Tidak menyentuh “Madinah” sama sekali. Saat ini yang kita butuhkan adalah peradaban “Madinah”. Perdaban Madinah dengan aneka komunalitas dan gotong-royong tanpa mempertimbangkan perbedaan suku, agama, dan strata sosial sangat kontekstual sampai hari ini. Sedemikian relevan bagi keadaan kita sehari-hari selama pandemi.

Kesadaran kolektif untuk memperkuat sektor penting masyarakat di tengah Covid-19 tanpa pandang bulu harus terus diupayakan. Tanpa gerakan sukarela dari bawah maka keseimbangan akan timpang. Maka dari itu, kita perlu nilai peradaban “Madinah” untuk kita bumikan secara emansipatoris.

Yang paling bisa bertahan saat ini adalah orang-orang yang masih bisa hidup secara komunal.

Toto Rahardjo
Pendiri Komunitas KiaiKanjeng, Pendiri Akademi Kebudayaan Yogyakarta. Bersama Ibu Wahya, istrinya, mendirikan dan sekaligus mengelola Laboratorium Pendidikan Dasar “Sanggar Anak Alam” di Nitiprayan, Yogyakarta
Bagikan:

Lainnya

Sedulur Tani

Sedulur Tani

Pada zaman yang lalu jika usai panen, sedulur tani dapat membeli sekian gram emas, namun sekarang justru tak ada segram pun emas yang mampu dibeli — sebaliknya malah emas yang ada justru tergadaikan untuk membeli benih, pupuk, dan pestisida.

Toto Rahardjo
Toto Rahardjo
Exit mobile version