Yang Terhormat Nama Saya
Judul: Yang Terhormat Nama SayaPenerbit: SipressTahun: 1992
Semua cerpen yang ditulis Cak Nun di sini mengisahkan kegelisahan batin manusia yang tak terlepas dari kondisi sosial-ekonomi tahun 1977-1981. Cak Nun tak mendramatisasi tokoh dan penokohan yang dibangunnya. Ia menawarkan kisah sebagaimana adanya, tanpa tedeng aling-aling, bahkan pretensi mencapai tingkat sastrawi. Sidang pembaca akan disodorkan bagaimana individu menghadapi problem hidupnya dengan pasrah-sumarah, namun tetap memiliki daya juang yang arif dan bijaksana. Dalam penggalan cerpen berjudul Pesta, Cak Nun menulis, “Aku berusaha dengan sebijaksana mungkin melepaskan segala wujud hubungan dengan orang lain yang kira-kira bisa merupakan kesetiaanku padamu.”