CakNun.com

Topo Ngrame

Ahmad Syakurun Muzakki
Waktu baca ± 1 menit
Foto: Adin (Dok. Progress)

Semalam, di tengah saya berdiam diri di dekat Mbah Nun — jamaah Maiyah dari Tuban WhatsApp saya.

“Assalamu’alaikum… Bagaimana kondisi mbah nun skrg? Knp gak ada kabar beliau sama sekali. Ya Allah, saya dan keluarga sangat merindukan mbah nun mas zakki..,”

Saya belum sempat membalas, ia WhatsApp lagi.

“Mas zakki saya mau cerita sedikit.

3 hari yg lalu, istri saya melihat mbah nun duduk di ruang tamu kami, di rumah. Dan kebetulan pada saat itu anak kami sedang sakit mas. Lalu mbah nun masuk menggendong anak kami, istri saya melihat itu sampek ‘Mlongo’ karena bukan mimpi mas kata istri saya. Subhanallah, besok nya anak saya sembuh dan sangat ceria. Sampek detik ini menjadi pertanyaan istri saya. Kejadian apa itu??”

“Itu kejadian nya jam 2 dini hari mas. Pas istri saya terbangun, melihat mbah nun duduk di ruang tamu.“

Saya agak tertegun membacanya. Belum bisa merespons langsung. Mbah Nun tampaknya tahu kegelisahan saya. Lalu saya bacakan teks WhatsApp di atas. Mbah Nun tersenyum. Sedikit sekali senyumnya. Lalu tidak merespons lagi.

Batin saya, arek-arek ono-ono ae. Wong Mbah Nun jelas-jelas di rumah kok malah dianggap dolan mertamu ke Tuban.

Karena saya tidak paham dimensi ruang dan waktu, saya hanya merespons sedikit.

“Alhamdulillah baik. Beliau sedang topo ngrame. Bismillah dan Alhamdulillah anaknya sembuh. Ikut senang Mas…”

Yogyakarta, 23 Januari 2024

Lainnya

Jalan Baru Ekonomi Kerakyatan

Jalan Baru Ekonomi Kerakyatan

Rakyat kecil kebagian remah kemakmuran berupa upah buruh murah, dan negara kebagian remah kemakmuran berupa pajak.

Nahdlatul Muhammadiyyin
NM
Exit mobile version