CakNun.com

Energi Kebersamaan

dr. Eddy Supriyadi, SpA(K), Ph.D.
Waktu baca ± 2 menit
Foto: Adin (Dok Progress)

Sudah lama saya tidak menyapa teman-teman semua, sekadar untuk ‘say hai’ maupun mengabarkan kondisi terkini di sekitar saya, terutama kondisi perkembangan Cak Nun. Semua karena ketidakmampuan saya menata dan mengorganisasi diri.

Sampai-sampai pada waktu ada acara di Kuala Lumpur Minggu kemarin, saya tidak sempat bermuwajjahah dengan salah sahabat kita di sana, seorang kapten pilot di salah satu maskapai penerbangan internasional. Sang Kapten bermukin di Putra Jaya. Waktu saya datang di KL beliau baru landing di Tokyo. Waktu beliau balik lagi ke KL, saya tak berkesempatan bertemu. Maka kami pun hanya berbalas sapa.

Beliau pak pilot ini yang selalu mengikuti kegiatan Maiyah dan aktif bersilaturahmi dengan teman-teman jamaah Maiyah. Dan notif WA berbunyi ‘tingggg’.

“Sedang di KL Pak Doktor Maiyah?” Sapa Kapten.

Saya mikir dari mana beliau tahu saya akan ke KL. Baru ingat, ternyata sebelum berangkat saya sempat cerita ke Bik Roh kalau mau ada rencana ke KL.

“Ahhh haaaa belomm, nanti 7 September,” jawab saya.

“Ooo begituuuu,” sahut Kapten.

“Lagi terbang kah?” tanya saya.

“Baru mendarat dari Tokyo tadi pagi. Rencana berapa hari di KL?”

“3-4 malam.”

“Liburan sama kel ya?”

“Bukaaan. Ada Regional Meeting of Childhood Cancer.”

“Kapan ada waktu luang untuk bersua?” tanya beliau lagi.

“Sore ini ada break 17.30-19.30.”

“Sore ini kemungkinan ga bisa nih… Kalo malem malah santai…,” jawab beliau.

Singkat kata, karena kesibukan masing-masing, kami tidak jadi bersua.

Sebenarnya kalau bersua saya ingin bercerita bagaimana situasi sebelum berangkat, waktu saya ketemu Mas Yai Tohar, Bik Roh, Cak Zakki, Patub, ada juga Joko SP, dan yang lain. Saya ingin ungkapkan bagaimana energi kebersamaan dialirkan dan menyembur dengan deras. Energi untuk kesembuhan, kedamaian, kesabaran, ketenangan, dan kekuatan.

Di situ saya merasakannya, dan menitikkan air mata, tanpa bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Yogyakarta, Rabu 13 September 2023

Lainnya

Raja Diraja (1997)

Raja Diraja (1997)

Kau tumpuk harta dan kuasa
Sesudah kau rampok mereka
Tak peduli apapun saja
Akhirnya kau pun jadi tua
Dan semua itu tak berguna
Ketika nyawamu hilang
Yang kau bawa penyesalan
Setelah kau selalu menang
Sesudah kau tak terkalahkan
Akhirnya dirimu sendiri
Tak dapat kau kalahkan
Kau pikir kau Raja Diraja Padahal esok pagi sirna

Sesudah kau rampas dan kau simpan, seperti seorang kolektor benda purba yang mengira dapat menahan waktu dengan menjejalkan semuanya ke gudang.cEmas, jabatan, hormat palsu — semuanya ditumpuk.

Redaksi
Redaksi
Exit mobile version