Napas Tahlil
Kita dikepung oleh jutaan bahkan miliaran peluru nyasar yang bernama Covid-19 dengan semua anak turunnya. Kita dikepung oleh pesawat meluncur ke bawah dan meledak, oleh banjir bandang, erupsi gunung besar tinggi, gempa dahsyat, banjir dan tanah longsor, puting beliung. Juga kematian.
Dan tidak ada yang bisa memastikan akan cukup itu saja.
Kalau Engkau merasa tertekan, bingung, hampa, pegal-pegal, uring-uringan, sampai seakan putus asa, duduklah dan bersandar, atau berbaringlah, pejamkan mata atau tidak, tetapi keluarkan napasmu bersamaan dengan hatimu mengucapkan La ilaha, kemudian tarik udara atau hirup napas sedalam-dalamnya dengan batinmu melantunkan Illallah.
Bahkan ketika berkendaraan ke tempat kerja, atau sambil menggendong anak atau cucu, sedang apa saja, kecuali di kamar mandi atau WC, tahlilkan napasmu dan napaskan tahlilmu.
Demikian terus-menerus, seingatmu. Nanti tiba-tiba terlupa, tapi begitu ingat, Engkau meneruskannya lagi dan mengistiqamahinya. Sangat ringan, tetapi membawamu sampai.
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَن تَبِعَ هُدَايَ
فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati“.
Emha Ainun Nadjib
19 Januari 2021