CakNun.com

Pemimpin-56

Akhraq, Ahmaq, Balid, Sakhif, Safih, Farigh, Ma’tu, Mughoffal, Jahil, Majnun.

Semua itu bersaudara, sedikit beda level dan wilayah kambuhnya: Pandir, pengung, pekok, druhun, menyun, dungu, pahpoh.

Dengan berbagai urusannya, konteks dan wilayahnya, di Negeriku, semua itu adalah Jahiliyah tak kuizinkan membuatku putus asa dan menderita.

Semua yang kusaksikan di layar Republik Kepongahan itu sangat menghibur hatiku.

Jangankan rakyat, tanah air, aset kekayaan, Républik dan Negara, Tuhan dan Pancasila. Bahkan semakin tak ada sekadar satu kata yang diurus dengan sungguh-sungguh.

Apa saja diolah dengan tangan nafsu dan kepentingan. Itupun nafsu yang terendah dan kepentingan paling hina.

Lainnya

Pemimpin-19

Pemimpin-19

Di Indonesia Kepala Pemerintahan adalah Kepala Negara. Struktur berpikirnya rancu. Siapapun dia, diganti atau tidak: sistem kesadarannya disorganized. Susunan saraf di kepalanya semrawut dan kacau. Hatinya kumuh. Kiblat programnya tidak punya akurasi kerakyatan.

Akhirnya balik berfokus ke dirinya sendiri. Program utamanya adalah pencitraan, penipuan dan kriminalitas atas fakta. Profesinya pembenaran diri, bukan kebenaran faktual untuk rakyat.

Padahal jangkauan waktu Negara Indonesia adalah kekal. Masa kerja Pemerintah Indonesia adalah sejenak.

Yang sejenak harus mengacu pada yang kekal. Bukan yang kekal diperbudak oleh yang 5 tahun.

Pemimpin-46

Pemimpin-46

Jangan menjelaskan kepadaku hal Nubuwwah. Sebab aku Ahmaq.

Kalau mendengar kata Nubuwwah spontan aku ber-pikir “Ah, itu urusan Agama.

Di perpustakaan pikiranku ada rak buku umum, yang berisi mata kuliah Matematika, Mekanika, Fisika dan Biologi. Dan rak mata kuliah Agama berisi Ushuludin, Tarikh Islam, Mahfudlat, Hadits, Faraidl dan prosedur Akad Nikah.

Aku adalah seekor kutu di ujung ekor arus panjang Nubuwwah. Segala yang berasal dari kepalanya, berbias-bias padaku. Rasio Agamaku KW-4.

Exit mobile version