CakNun.com

Pemimpin-54

Apa saja yang kita sangka  perkembangan, kemajuan dan keberhasilan–kalau tidak dalam keutuhan dan keseimbangan: akan menjadi cacat.

Kita sedang mengalami puncak kecanggihan teknologi dan kemajuan peradaban yang membuat dunia menjadi segenggaman.

Tetapi hampir tidak ada di antara kita yang mencemaskan ongkos kemanusiaan dan defisit nilai-nilai rohaniah.

Tentu saja. Karena kemajuan yang diraih bukanlah untuk kemanusiaan, dan para pelakunya juga semakin menjadi bukan manusia.

Lainnya

Pemimpin-41

Pemimpin-41

Kalau pandangan hidupmu tak memerlukan cakrawala.

Kalau desain zamanmu tak diserap oleh magi kreativitas, fenomenologi dan futurologi yang tanpa batas.

Kalau visi masa depanmu hanya sejumlah uang dan tingkat rendah kemanusiaan.

Kalau tahiyat shalatmu tidak menuding ke shirathal mustaqim, karena kalian memang adalah maghdlubin wa dlolin.

Maka hiduplah seperti aku, yang hidup tanpa kerjaan, glundhang-glundhung tidur makan melewati siang malam menunggu kematian.

Pemimpin-27

Pemimpin-27

Pemikiran Demokrasi Indonesia menyebut kata kompetensi, kapabilitas, integritas, akseptabilitas dan elektabilitas—untuk dimaksudkan semacam syarat kepemimpinan.

Landasan berpikir dan terminologinya tidak punya keutuhan dalam mengenali manusia, masyarakat dan Negara.

Input-output-nya campur aduk. Sebab-akibatnya silang sengkarut. Hulu-hilirnya terbalik-balik.

Secara ilmu levelnya masih awam: ia hanya gejala-gejala teknis dan kasat mata belaka.

Sebagai pengetahuan ia serabutan. Juga tidak punya landasan filosofi. Apalagi keutuhan, kemenyeluruhan dan keseimbangan.

Demokrasi, Pemilu atau Pilpres itu seperti Universitas yang direktori tamatan SMA. Atau truk besar yang disopiri oleh anak SD.

Exit mobile version