CakNun.com
Daur 2222

Ahlul Gua Sirna

Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 1 menit

Tetapi kalau menurut Allah “Kami kisahkan kepadamu Muhammad cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk”. [1] (Al-Kahfi: 13), Jitul tidak bisa menjamin pengetahuannya bahwa Kaum Muslimin sekarang ini adalah sebagaimana yang Allah kisahkan kepada Baginda Nabi.

Yakni beriman kepada Allah dan mendapatkan petunjuk dari-Nya. Tentu saja fakta batin demikian tidak bisa diobjektivisasikan di antara manusia. Berbeda dengan kalau Tuhan sendiri menyatakannya langsung di firman-Nya. Kasus seperti ini kembali kepada masing-masing manusia. Kecuali ada kerendah-hatian kolektif untuk mempersepsikan keadaan umum di kalangan Kaum Muslimin, kemudian menyepakati semacam pengakuan bersama bahwa rata-rata kita ini belum memenuhi syarat untuk disebut Kaum Beriman.

Beriman atau tak beriman, mendapat hidayah atau tidak, manusia hanya bisa bersentuhan dengan indikator-indikator eksplisitnya, itupun masih sangat bisa diperdebatkan, karena kemungkinannya tak terbatas dan berlipat-lipat. Manusia tidak mungkin menyimpulkannya di antara mereka, sejauh-jauhnya hanya masing-masing orang membaca kedalaman batin masing-masing, dicerminkan pada apa yang ia alami secara individu, sosial dan budaya.

“Akan tetapi menurut saya jelas”, kata Jitul.

“Apanya yang jelas…”, Junit bertanya.

Jitul tersenyum. “Ndak apa-apa ini saya omongkan pandangan saya?”

“Lho, semua yang saya catat beberapa tahun ini kan memang parade pandangan-pandangan. Kok masih tanya…”

“Ya Ger. Tapi catat saja. Jangan sampai didengar oleh para penghuni Gua yang sudah tujuh abad tidak keluar-keluar. Sejak dua tahun kosong menjelang abad 14, Sirna Ilang Kertaning Bhumi, para Ahlul Gua Sirna itu tak bangun-bangun…”.

Lainnya

Laparkah Engkau

Laparkah Engkau

Kalau sakit ya ke Dokter. Kalau sakit jiwa ya ke psikiater. Kalau melarat, silahkan cari makan sendiri. Kalau pas ketakutan kepada Pamong, baru kalian boleh datang ke Kiai….

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Exit mobile version