CakNun.com

Merayakan Kehidupan Sejati Boedi Ismanto SA

Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 1 menit

Kebanyakan manusia berjuang mengada-adakan dirinya, menonjol2kan dirinya, bahkan untuk itu mereka meniada-niadakan orang dan makhluk lainnya, bahkan “meniadakan” Tuhan.

Itulah kematian.

Manusia Tauhid adalah orang yg terus berjuang untuk tidak mempercayai adanya, karena yg sejati ada hanyalah Maha Penciptanya, serta hanya Dia-lah yg sejatinya berkarya.

Di maqam kesadaran itulah persemayaman makrifat Budi Ismanto SA: “Saya lahir tidak ingin menjadi penyair, tapi ingin menjadi manusia”, itu kalimat akhir yang diucapkan alm. boedi ismanto kepada temannya saat ketemu di tegal sebelum meninggal kemarin.

Ia juga berkata “ibarat gajah, mati tak meninggalkan gading” — ketika seorang Presiden memasang gambarnya di tepi jalan merayakan panen raya, padahal para petani yang berjuang menanam padi.

Manusia yang mengenal hakekat Tuhannya adalah yg menemukan “belum”nya selama menjalani “sudah” puluhan tahun lamanya.

Boedi sudah menemukan hakekat “ada dalam tiada, mentiada sehingga ada”.

Itulah kehidupan.

Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Itulah statemen paling mendasar dari Allah, yang kita ucapkan untuk merayakan kehidupan sejati Boedi Ismanto.

Emha Ainun Nadjib
11 Maret 2013

Lainnya

Selamat Jalan Kyai Muzammil

Selamat Jalan Kyai Muzammil

Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un

Jamaah Maiyah, warga Pesantren Rohmatul Umam beserta Keluarga ...

Redaksi
Redaksi
Tarekat Nurcholishy

Tarekat Nurcholishy

Kita boleh curiga kepada kimia tanah dan air sumur di Jombang Selatan yang dulu membesarkan Nurcholish Madjid, Abdurrahman Wahid, serta Asmuni “An-Diweky”.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Exit mobile version