CakNun.com

Mènèk Blimbing

Cak Nun dan Mata Air Rimba

Cak Nun dan Mata Air Rimba

Bulan lalu, pada malam Mocopat Syafaat di awal musim kemarau yang terlambat, tidak seperti biasanya, Cak Nun duduk di kursi.

Prayogi R. Saputra
Prayogi R.S.
Mensyukuri Hidup dan Kehidupan yang Berjiwa

Mensyukuri Hidup dan Kehidupan yang Berjiwa

Khususon ila Mbah Nun Ya Allah:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
قُلۡ اَعُوۡذُ بِرَبِّ الۡفَلَقِۙ
مِنۡ شَرِّ مَا خَلَقَۙ‏
وَمِنۡ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ ‏
وَمِنۡ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الۡعُقَدِۙ
وَمِنۡ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

Artinya: Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.” (QS: Al-Falaq)

Pertama saya ingin mengucapkan Sugeng Ambal Warso untuk Mbah Nun yang pada hari ini, 27 Mei 2022 genap berusia 69 tahun.

Imroah
Imroah
Exit mobile version