CakNun.com

Revolusi Nyepi

  • Masyarakat Hindu Bali mengajari dan menteladani kita dengan “Nyepi”. Bagaimana andaikan kita serentak melakukan isolasi mandiri total nasional seluruh Indonesia 14 hari atau berapa hari pun yang para pakar memandang lebih memadai dan aman. Disepakati tanggalnya.
  • Selama 14 hari itu Pemerintah dan para tenaga kesehatan membersihkan semua tempat (pasar, kantor, jalanan dan mana saja) yang terjangkau sehingga Covid-19 tidak nyaman berada di situ. Semua di rumah masing-masing berpeluang untuk memperbaiki dan memperindah keadaan keluarganya, memperbanyak ibadah, mengemis mohon perlindungan Tuhan — kalau seandainya oleh Indonesia Tuhan dianggap ada.
  • Sebelumnya kita ambil waktu sekitar 3 minggu agar semua penduduk menyiapkan, sendiri atau bersama-sama: segala yang diperlukannya selama 14 hari di rumah masing-masing.
  • Selama 3 minggu itu pula disebarkan informasi tentang segala hal seputar Covid-19, yang cerdas tapi sederhana, yang komplit, substansial tapi mudah dipahami — sampai ke semua lokal dan pelosok.
  • Semua Rumah Sakit dan Puskesmas siaga selama “Nyepi” itu dan sesudahnya, untuk menampung rakyat yang merasakan kondisinya sakit dan tidak bisa menolong dirinya sendiri.
  • Kita semua percaya bahwa rakyat memiliki sejarah kearifan hidupnya sendiri, dengan konsep desa-peradabannya sendiri yang jangan semena-mena diremehkan oleh sok-pinter modernisme dan arogansi kekotaan kita. Rakyat diberi kepercayaan bahwa mereka punya jenis kedewasaannya sendiri untuk mampu menjaga hidupnya dan kesehatannya. Juga dipercaya untuk menentukan prinsip kewaspadaannya, disiplin dan ketahanannya terhadap sakit — berdasarkan wacana ilmu modern dan narasi Pemerintah, atau dari wacana tradisi budaya kesehatan mereka, maupun yang mendayagunakan khasanah Agama dan hubungan mereka dengan Tuhan. Kalau manajemen modern tidak percaya kepada Tuhan, mohon percayalah kepada rakyat yang mempercayai Tuhan.
  • Barang siapa keluar rumah dalam jangka 14 hari itu, dipidanakan oleh hukum Negara.
  • Semua silahkan menghitung dan berhitung sendiri seberapa kemampuan kita untuk melakukan test, identifikasi atau kalkulasi keterpaparan Covid-19 atas 271 juta penduduk Indonesia. Baik prosentasenya berdasarkan ketentuan WHO atau apalagi berdasarkan keharusan memastikan kesehatan dan keselamatan seluruh rakyat Indonesia. Kemudian silahkan memproyeksikan dan mensimulasikan sendiri akan sampai berapa lama kita semua tersiksa bertele-tele dan tidak menentu kondisinya, hatinya dan kehidupannya.
  • Ini hanya pengandaian. Tanpa menyalahkan siapa-siapa. Tanpa menuding pihak-pihak manapun. Bisa dianggap saran, harapan, atau sekedar omong kosong.

23 September 2020 (Cak Nun & Maiyah)

Lainnya

DJ’s DAY, 20 Oktober

DJ’s DAY, 20 Oktober

Tadzakkur wa Tafakkur

“La Ilaha illa Anta subhanaKa inni kuntu minad-dholimin”
“Barang siapa menolak ketentuanKu, Aku persilahkan pindah dari wilayahKu”.

Lèt-Mèlèt….

Lèt-Mèlèt….

Coba siapa di antara para penggiat atau Jamaah Maiyah sejak kapan dan tulisan apa yang saya cantumkan dan maksudkan “Untuk Anak Cucu Maiyah”.

Exit mobile version