CakNun.com

Pemimpin-50

Semakin banyak manusia yang berperilaku sebagai kutu atau jenis serangga lain yang menggantungkan hidupnya kepada berhala. Tentu saja tanpa mereka mengerti bahwa itu berhala.

Ada yang mencari nafkah di kulit tubuh berhala. 

Ada yang menggantungkan penghidupannya di kaki dan tangan berhala. 

Ada yang melampiaskan keserakahannya di bawah rambut kepala berhala.

Bahkan ada yang rela mengais-ngais nasib dengan menjilat-jilat kulit rambut kelamin berhala.

Berhala adalah tuhan gantungan hidup mereka. Mereka membela berhala sandaran hidupnya. Bertaruh mati, karena berhala itulah tuhannya.

Lainnya

Pemimpin-22

Pemimpin-22

Kita sekolahkan anak-anak kita supaya siap menjadi Menteri. Puncak pencapaian Sekolah adalah ekspertasi, dan seseorang dijadikan Menteri berdasarkan keahliannya.

Kalau untuk menjadi Presiden, tidak ada Sekolahnya, tidak tersedia Fakultas, Universitas atau Pesantrennya.

Maka di satu sisi, menjadi Presiden harus mengungguli semua lulusan Universitas dan Pesantren. Ya ilmunya, skill-nya, karakter dan moralnya, pengalaman manajerialnya dan awu kasepuhan wibawanya.

Presiden harus tahu banyak tentang banyak hal. Tidak sekadar tahu sedikit tentang banyak hal, atau tahu banyak tentang sedikit hal. Apalagi hanya tahu sedikit tentang sedikit hal.

Tetapi di lain sisi, misalnya di Indonesia, “Presiden tak ada Sekolahnya” berarti siapa saja bisa jadi Presiden. Tanpa persyaratan apapun kecuali patuh kepada para penjudi sejarah yang membotohinya.

Pemimpin-61

Pemimpin-61

Kaum elite dan kelas menengah Indonesia selalu hiruk pikuk dengan kesibukan Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif.

Mereka pikir Trias Politika itu wadah dan skalanya adalah Negara. 

Padahal itu sekadar pembagian tugas di antara para pembantu rumah tangga, yang disebut Pemerintah.

Begitulah kalau kaum cendekiawannya menyembunyikan kepada rakyatnya perbedaan dan pemilahan antara Negara dan Pemerintah.

Exit mobile version