2
99 Untuk Tuhanku, 1983
Tuhanku
Engkaulah cahaya langit dan bumi
pasti, sebab siapa yang lain lagi?
tapi lihatlah
kami kejar cahaya
hanya karena diam-diam khawatir, akan tiada.
kami benci kegelapan
luput dari yang ia tawarkan.
Tuhanku
betapa dangkal!
dan kedangkalan, sungguh
adalah kefakiran yang sebenarnya.
kami tak gentar pada apa pun
di bawah tangan-Mu, tapi Kau tahu
Tuhanku
kami sendiri yang menciptakan
ancaman-ancaman bagi hidup kami
kami sendiri yang menyulut api
yang membakar usia kami
kami sendiri yang membangun
kesempitan di tengah keluasan ini
kami sendiri yang membikin bumerang
yang menikam perut kami
serta perut anak-anak kami.
Tuhanku
pantaskah kami mohon ampunan
di hadapan kemurahan-Mu?