CakNun.com

Kolosalitas-Kolosalitas Pementasan WaliRaja RajaWali

Redaksi
Waktu baca ± 3 menit

Tugu Pahlawan adalah landmark atau ikon kota Surabaya. Di malam hari, komplek ini tampak indah. Terlebih bila dilihat dari area dalam. Mendongak ke atas, kita melihat Tugu Pahlawan tegak menjulang ke langit setinggi 41,15 meter. Mengedarkan pandangan ke sekeliling, mata kita dimanjakan oleh hamparan rumput hijau, rapi dan terpelihara. Juga bersih.

Foto: Adin (Dok. Progress)

Di sisi kanan dan kiri lapangan rumput ini, tersedia jalan bertegel dengan tanaman-tanaman yang menyandinginya secara rapi pula. Komplek Tugu Pahlawan juga dilengkapi dengan museum bawah tanah. Di dalamnya, tersimpan dokumentasi dan rekaman sejarah kepahlawanan arek-arek Suroboyo dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Lampu-lampu kuning menerangi keseluruhan komplek Tugu Pahlawan dan menjadikan suasana terasa lapang dan nyaman. Kendati komplek ini dikelilingi jalan raya jantung kota Surabya, tetapi tidak terasa sedikit pun kebisingan akibat lalu lintas kendaraan bermotor dari area dalam ini. Malahan, suasana lebih cenderung tenang, hening, dan sublim.

WaliRaja RajaWali, Doa Untuk Bangsa Nusantara

Gladi resik pementasan WaliRaja RajaWali tadi malam pun tak semata untuk keperluan fixing terakhir serta mengecek sejumlah hal, seperti suara mic masing-masing pemain Teater Perdikan dan Komunitas Lima Gunung dan sound alat-alat musik KiaiKanjeng. Gladi resik ini sekaligus menyambungkan semua personel WaliRaja RajaWali dengan suasana ruang tenang dan nyaman terbuka Tugu Pahlawan Surabaya.

Boleh dikata hampir jarang terjadi pementasan kolosal teater modern yang berlangsung di alam terbuka alias out door. Lazimnya pentas teater digelar di dalam gedung dengan kapasitas penonton yang terbatas pada angka tak lebih dari 1500 orang. Pilihan untuk membawa teater keluar dari gedung tentu menjadikan pementasan bersifat kolosal. Di antara konsekuensinya, sound yang dibutuhkan jauh lebih besar kekuatannya. Untuk pementasan WaliRaja RajaWali malam nanti, kekuatan sound out-nya adalah 40.000 watt.

Dengan power sound yang kolosal itu, semalam saat gladi resik kita mencicipi mendengar suara lantang dan mantab Pak Joko Kamto pemeran Maulana Iradat, juga pemain-pemain senior lainnya. Suara gamelan KiaiKanjeng jadi lebih powerful terutama saat mencoba nomor Takbir Akbar. Magisnya menjadi lebih kuat menyerap jiwa kita masuk ke semesta mengendap yang sangat dalam. Di sini, kita lantas menyadari KiaiKanjeng adalah sebuah kolosalitas tersendiri.

Mendengarkan potongan-potongan dialog dalam gladi bersih tadi malam, rasanya kita pun kemudian tak bisa mengelak bahwa Naskah Mbah Nun WaliRaja RajaWali ternyata adalah sebuah narasi yang kolosal atau besar, dalam arti mengandung lapisan-lapisan makna, kode, dan simbol yang sangat banyak. Ke dalamnya, seberapa jauh kita menyelam, sejauh itu pula kita mendapatkan. Semakin dalam, semakin tinggi kadar kualitas yang kita perolen. Semalam kita sudah sedikit mendengar kata-kata sarat makna terucap dari Maulana Iradat, Ibu Pertiwi, Wali Anom, Eyang Sabdo, dan Eyang Noyo.

Foto: Adin (Dok. Progress)

Dan, tidakkah deretan nama tokoh-tokoh di atas barusan itu sendiri adalah nama-nama yang sengaja dipilih untuk menunjukkan suatu makna dan informasi buat kita? Jangan lupa pula, hal yang sama berlaku untuk judul naskah dan pementasan ini: WaliRaja RajaWali. Apa dan mengapa judulnya demikian?

Tugu Pahlawan adalah ruang kolosal. Masyarakat Surabaya adalah rakyat dengan sejarah kolosal keberanian berjuang dan berkorban. Naskah WaliRaja RajaWali menyimpan kode-kode kolosal. Seluruh kolosalitas itu dirajut jadi satu oleh Mbah Nun melalui pementasan malam ini menjadi ungkap doa untuk bangsa kita, bangsa Nusantara yang sejarahnya adalah sejarah kolosal. Yang kompatibelnya adalah dengan nilai-nilai yang kolosal juga.

Dari gladi bersih semalam, mulai sedikit terbayang Mbah Nun mengajak kita mengingat-ingat kembali kolosalitas-kolosalitas yang kita punya tetapi selama ini kita campakkan, remehkan, dan tinggalkan. Nanti malam semua akan lebih jelas dihadirkan kepada kita semua. Datanglah tepat waktu, dan jangan terlambat. (caknun.com).

Lainnya

Topik