CakNun.com

Kegiatan di Rumah Maiyah Selama Pandemi

Meskipun pandemi Covid-19 membuat kita semua belum bisa bersua secara langsung melalui Sinau Bareng, namun Mbah Nun bersama Rumah Maiyah tetap tak berhenti berjalan beraktivitas.

Salah satunya adalah menyelenggarakan Mocopat Syafaat secara terbatas yang disiarkan secara tunda melalui chanel youtube caknun.com. Termasuk Gambang Syafaat Semarang edisi Juni 2020 diselenggarakan di Rumah Maiyah. Selain itu, rekaman tayangan Akik Maiyah terus berjalan hingga saat ini dengan narasumber Mbah Nun, Mas Sabrang, Pak Muzammil, dan Pak Toto Rahardjo.

Melalui channel youtube caknun.com inilah harapannya teman-teman Jamaah Maiyah tetap tersambung silaturahmi dan pembelajarannya kepada Mbah Nun dan para marja’ Maiyah selama masa pandemi. Di luar membuat tayangan, Mbah Nun sendiri juga tak berhenti menulis untuk Jamaah Maiyah melalui rubrik Khasanah, Tajuk, dan Tetes.

Sejak bulan Puasa atau April 2020, terhitung total tayangan di channel youtube caknun.com sudah sebanyak 118 video. Selain yang berkaitan dengan tayangan, kegiatan-kegiatan lain juga berlangsung di Rumah Maiyah. Misalnya, Mbah Nun menerima tamu secara terbatas: dari tim Pak Busyro Muqaddas hingga Dokter Supriyanto RS Dokter Iskak Tulungagung, dan yang terbaru adalah kehadiran beliau via zoom pada acara IDI “Doa Bersama dan Mengheningkan Cipta” pada 2 September lalu dan kemudian 5 September forum Sastraliman Sabana di Rumah Maiyah.

Sementara itu, Bapak-bapak KiaiKanjeng tetap menjalankan latihan rutin dan setiap Jum’at malam menggelar musik Keroncong di Syini Kopi.

Lainnya

Mocopat Syafaat Edisi 17 November 2020

Mocopat Syafaat Edisi 17 November 2020

Helatan untuk Mocopat Syafaat edisi November berlangsung tadi malam Jum’at (13/11) dengan nuansa sedikit berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya. Meskipun memilih tema Merintih kepada Allah Swt, jalannya acara cenderung lebih dominan metode dialogisnya. Banyak jamaah bertanya sesuai penemuan dan kegelisahaan sehari-hari. “Kalau ada apa-apa atau ada sesuatu yang mengganjal, silakan bertanya agar tidak menjadi kanker di dalam dirimu,” tutur Cak Nun. Tiap respons kemudian diperdalam bersama, sehingga menjadi bahan sinau bareng. Terdapat dua titik fokus yang diperbincangkan di Mocopat Syafaat, yang tanggal 17 nanti akan ditayangkan.

Pertama, selama menjalani aktivitas di tengah pandemi ini, sebagaimana dipesankan Cak Nun, kita hendaknya terus produktif dan bertawakal kepada Allah. Misalnya sudah bosan dengan kegiatan rutin, bahkan dirasakan terlalu monoton, Cak Nun berpesan supaya jamaah melakukan shalat sunnah. “Setelah terbangun di malam hari sebaiknya tahajud. Baru kemudian tidur kembali. Andaikata nglilir, bangun, lalu shalatlah lagi,” ucapnya. Disiplin melakoni shalat membuat kesadaran posisi kita kepada Allah akan terus terjaga.

Kedua, rimba media sosial belakangan banyak membawa-bawa nama Cak Nun. Menurut Mas Penyo, nama Cak Nun sangat populer di beberapa aplikasi media sosial seperti Twitter, Instagram, Facebook dan Youtube. Di Youtube, beberapa hari terakhir grafiknya melonjak drastis, muncul puluhan video baru yang memanfaatkan momentum tertentu. Nama Cak Nun dibawa-bawa demi kepentingan tiap kubu.

Menyemai File-File Masa Depan

Menyemai File-File Masa Depan

Ketika anak kecil diajak orangtuanya hadir meskipun dia belum memahami secara kognitif apa-apa yang dibahas atau berlangsung dalam acara itu. Yang terjadi sebenarnya adalah semua yang dia dengar, lihat, dan rasakan dari keasikan Sinau Bareng akan terunggah menjadi file yang tersimpan dalam dirinya, akan loading, dan kelak mereka download di masa depan ketika mereka mulai dewasa menjelma sesuatu yang baik pada dirinya.

Foto-foto ini adalah suasana Sinau Bareng di Ponpes Segoro Agung Trowulan Mojokerto pada 15 April 2022. Di antara foto-foto tersebut, terdapat dua anak kecil. Kalau melihat ekspresi mereka, rasa-rasanya mereka ikut merasakan peristiwa-peristiwa yang mereka lihat di atas panggung, entah musik KiaiKanjeng, wajah Mbah Nun, suasana kegembiraan, kehangatan di tengah jamaah, maupun suasana lainnya, entah dengan indera pencerapan bagian mana dalam diri mereka. Kalau melihat ekspresi mereka yang demikian itu, bahkan boleh jadi loading dan downloading-nya tidak perlu menunggu di masa dewasa mereka. (caknun.com)